Posted in

SOSIALISASI KONFERENSI ENERGI PERCEPAT TRANSFER TEKNOLOGI

thumbnailJakarta – Dalam waktu dekat, sebuah konferensi energi akan digelar di Berlin, Jerman, 12 – 13 Oktober 2010 mendatang. Konferensi ini diberi nama Renewable Energy Conference (Renews), yang merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jerman (KBRI Jerman). Hasil dari konferensi itu pun diharapkan dapat disosialisasikan dengan baik. Terutama kepada para pengambil keputusan dan masyarakat umum.Mengingat sosialisasi hasi konferensi tersebtu bisa mempercepat transfer teknologi dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

 

“Keefektifan acara konferensi seperti yang akan berlangsung di Berlin ini dapat dinilai dari hasil akhirnya. Jika hasil tersebut disosialisasikan dengan baik kepada pihak-pihak yang memiliki andil besar sebagai pengambil keputusan, maka akan sangat baik untuk mempercepat pengembangan energi bersih di Indonesia,” begitu ucap Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara – Indonesia, Arif Fiyanto, Rabu (29/9/10).

Menurutnya, hasil dari konferensi ini dapat juga disosialisasikan kepada End User atau masyarakat umum, terutama untuk teknologi-teknologi yang sifatnya “Ready Use”. Namun, jika hasilnya hanya berhenti sampai pada sebuah laporan dan prosiding seminar saja atau hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu dan juga tidak ada usaha dari pihak penyelenggara untuk merealisasikannya, maka konferensi ini akan menjadi percuma dan tidak efektif.

Terkait hal di atas, rencananya konferensi itu memang akan dihadiri oleh para pengambil kebijakan, kalangan industri, dan praktisi bidang energi, serta ilmuwan Indonesia dari berbagai negara yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Selain itu,Renews 2010 juga akan terbagi menjadi dua kegiatan paralel, yakni aspek energi terbarukan dan aspek energi hidrokarbon.

Mengenai sosialisasi hasil konferensi, hal ini akan sangat sesuai dengan tujuan dari konferensi energi itu sendiri, yakni untuk menjembatani, mendistribusikan, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai energi terbarukan antara Indonesia dan Jerman. Terlebih lagi karena konferensi energi itu akan mengangkat tema “Toward the Sustainability of Energy in Indonesia, Hydrocarbon Outlook, and Trend of Renewable Energy”.

”Acara tersebut memang akan sangat positif. Terutama karena konferensi tersebut merupakan salah satu langkah untuk mempercepat pengenalan teknologi-teknologi untuk pengembangan energi terbarukan yang dapat diterapkan di Indonesia,” lanjut Arif pada kesempatan yang sama.

Persiapan dari konferensi tersebut masih terus-menerus dilakukan oleh panitia agar acara itu dapat berlangsung lancar dan mencapai sasaran yang diharapkan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Kasubdit Pemanfaatan Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, KESDM, Harris Yahya, usai acara diskusi “Kemiskinan Energi di Indonesia”, Rabu (29/9/10), di Jakarta. Dia berujar bahwa KESDM sebagai salah satu instansi pemerintah yang terlibat secara intensif di dalam pelaksanaan konferensi energi tersebut tengah melakukan berbagai persiapan untuk mendukung pelaksanaan Renews 2010.

Konferensi itu juga akan menyajikan sesi presentasi karya tulis ilmiah dari para mahasiswa Indonesia di seluruh dunia yang diharapkan dapat memicu kreativitas dan inovasi para mahasiswa di berbagai bidang penemuan, pengembangan, dan pemanfaatan berbagai sumber energi untuk dapat diaplikasikan secara tepat guna di Indonesia.

“Idealnya, pelajar mempunyai peran yang cukup besar karena mereka bisa menjadi ujung tombak cepatnya transfer teknologi untuk energi terbarukan di Indonesia. Namun, akan sangat disayangkan jika pengetahuan-pengetahuan tadi tidak digunakan secara maksimal untuk mendorong pemerintah, pihak swasta, atau rakyat untuk beralih pandangan. Seharusnya, dengan adanya penemuan-penemuan yang telah terbukti secara ilmiah, maka tidak akan ada lagi keraguan untuk penerapannya,” tutur Arif.

Renews 2010 sendiri sengaja mengambil momentumWissentschaftsjahr atau Tahun Ilmu Pengetahuan Jerman, dengan harapan bahwa sisi positif semangat dan keuletan negara Jerman dalam membangun ilmu pengetahuan dan teknologi terdepan di dunia dapat juga diambil pelajarannya oleh para pejabat, pakar, ilmuwan, dan mahasiswa Indonesia di dalam maupun di luar negeri yang menghadiri acara ini. (prihandoko)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.