Potret permukiman pantai utara Jawa menghadapi abrasi. 

Nyaris setiap pagi air laut bertamu di halaman rumah Leli di Kampung Beting. Leli, 35 tahun, masih berkukuh karena di situlah harta dia satu-satunya dan kehidupan yang dikenalinya.

Terletak di Desa Pantai Bahagia, penduduk di kawasan pesisir utara Muara Gembong, Bekasi, itu telah banyak mengungsi, pindah ke tempat yang lebih aman dan tinggi dari terjangan abrasi. Meninggalkan rumah kosong dan berlumpur. Ombak pasang telah mengisi sekolah hingga tempat ibadah.

BERTAHAN I Tak banyak pilihan yang dimiliki Leli selain mempertahankan harta terakhir. Air pasang tak memberi ruang banyak bagi warga Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini untuk mencari alternatif hidup. Bantuan pemerintah pun nyaris tak terasa. Sumber: Bismo Agung

Wajah pesisir utara Semarang juga tak lagi sama. Abrasi telah menghancurkan sedikitnya 337.968 hektare luasan pesisir di ibu kota Jawa Tengah itu hanya dalam lima tahun, dari 2008 hingga 2013.

TERPAKSA I Sebagian warga terpaksa bertahan di tengah ancaman abrasi di Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Membangun rumah dengan pondasi lantai yang lebih tinggi menjadi salah satu solusi mengatasi air pasang. Sumber: Bismo Agung

Bukan hanya garis pantai yang rusak, potensi banjir rob semakin jamak di sepanjang kawasan tersebut.

TAK BERTAMU I Lumpur yang dibawa air laut sedikit demi sedikit mengubur bangunan dan kehidupan di Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 27 November 2019. Sumber: Bismo Agung

Tahun demi tahun, air semakin mendekati permukiman, bersamaan ikhtiar warga yang memulihkan ekosistem pesisir dengan menanam dan melestarikan pohon-pohon bakau.

REHABILITASI I Pohon-pohon bakau kecil mulai tumbuh di kawasan pesisir Desa Penunggul, Nguling, Pasuruan, Jawa Timur, 20 November 2019. Salah satu cara efektif untuk meminimalisir efek buruk abrasi adalah penanaman kembali di daerah pesisir. Sumber: Wisnu Agung Prasetyo

Betapapun pohon bakau dan sejenisnya bisa menyelamatkan mereka, sekalipun untuk sementara, tapi hanya segelintir dari mereka yang bermukim di pinggir utara Pantai Jawa yang mau membuang waktu dan tenaga untuk menanam benteng alami penangkal abrasi.

ALIH FUNGSI I Kawasan bakau di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, 13 November 2019. Sekitar tahun 1970-an, kawasan ini dipenuhi oleh tambak-tambak ikan dan udang. Abrasi perlahan mengikis tambak-tambak tersebut. Sumber: Wisnu Agung Prasetyo

Bagi para ahli, bagaimanapun, upaya melestarikan hutan mangrove secara swadaya tetap kalah cepat dari laju perusakan lingkungan, yang mengubah ruang hijau menjadi beton-beton pembangunan dan kawasan pertanian dan permukiman.

HIDUP DI LAUT I Kapal nelayan bersandar di Pantai Kelapa Tuban, Tuban, Jawa Timur, 19 November 2019. Berdasarkan data Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) BPS tahun 2015, jumlah nelayan paling banyak di Indonesia terdapat di Jawa Timur, yakni sekitar 334.000 orang. Sumber: Wisnu Agung Prasetyo

Mereka menyarankan setidaknya para pemangku kebijakan harus segera membangun tanggul buatan. Bukan hanya untuk memecah ombak, tapi juga demi membantu proses rehabilitasi wilayah yang sudah telanjur rusak.

Pantai Mangunharjo, Mangkang, Semarang, Jawa Tengah 11 November 2019.Wisnu Agung Prasetyo untuk Storigrag

Bencana iklim yang ditandai dengan kenaikan permukaan air laut, plus masifnya pembangunan di sepanjang pesisir, mengakibatkan berlapis-lapis krisis ekonomi dan kemanusiaan serta perubahan politik dalam tiga dekade ke depan.

Baca juga

Cerita foto oleh Bismo Agung, Wisnu Agung Prasetyo dan Ronna Nirmala ini terbit pertama kali di Tirto.id pada tanggal 25 Januari 2020 dan didukung dana hibah dari Internews’ Earth Journalism Network (EJN), organisasi nirlaba lingkungan hidup, dan Resource Watch, lembaga penelitian internasional yang berfokus pada isu-isu keberlangsungan masa depan.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.