Posted in

PERAN MASYARAKAT LOKAL PENTING DALAM PENERAPAN REDD

thumbnail

 

Dr Elinor Ostrom, dari Indiana University yang juga penerima Novel Ekonomi 2009, menekankan pentingnya pemantauan oleh masyarakat lokal sekitar hutan dalam penerapan REDD (Reduction Emission from Deforestation and Forest Degradation), ketika memberikan pidato kunci saat pembukaan Forest Day 3, tanggal 13 Desember 2009, di Hotel Radisson, Kopenhagen, Denmark.

 

Berdasarkan penelitian beberapa ahli di sejumlah negara, ada hubungan yang kuat antara keinginan masyarakat lokal memantau hutan dengan desitas hutan. Yang mengejutkan, kata Ostrom, jika masyarakat lokal pemanfaat hutan mempunyai hak hutan menjadi lebih berkelanjutan.

Lebih lanjut Ostrom, mengingatkan jangan sampai penerapan REDD malah meningkatkan deforestasi.

Berdasarkan sejumlah penelitian pada 163 lokasi hutan yang terdiri dari 76 lokasi hutan konservasi yang dikelola pemerintah dan 87 hutan yang dikelola oleh swasta maupun masyarakat adat, menunjukkan tidak ada perbedaan dalam densitas hutan antara hutan yang dikelola pemerintah dengan yang non-pemerintah.

Dari 163 lokasi hutan itu tidak ada yang di Indonesia. Lokasi-lokasi itu ada di Bolivia, Columbia, Guatemala, India, Kenya, Mexico, Nepal, Tanzania, Thailand, Uganda, USA, Ethiopia, dan Cina.

Tetapi menurut hasil penelitian itu, ada hubungan yang sangat kuat antara keinginan masyarakat lokal untuk memonitor dengan densitas hutan.

Pembicara lain, Dr Rajendra Kumar Pachauri, Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change, dalam pidato pembukaannya, menilai mengurangi emisi saja tidak cukup sekarang ini. Menurut Pachauri perlu menangkap juga karbon yang sekarang sudah ada di atmosfer.

REDD adalah contoh program yang efektif untuk mengurangi emisi dan menangkap karbon, dan program adaptasi sekaligus.

Gro Harlem Brundtland, Duta Perubahan Iklim PBB, mengatakan masyarakat yang hidup di dekat hutan harus dihargai haknya. Ia melihat REDD adalah satu mekanisme pendanaan dari negara maju ke negara berkembang untuk melestarikan hutan.

 

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.