Posted in

SAMBUT HARI IBU, MENLU CLINTON KAMPANYE KOMPOR RAMAH LINGKUNGAN

thumbnailMeski sempat dikenal sebagai seorang feminis yang tak mau menggunakan nama keluarga suaminya, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Rodham Clinton kini menebar diplomasi ‘feminim’. Dia berkampanye mengajak Amerika mendukung teknik memasak ramah lingkungan demi menyambut hari ibu internasional, 8 Mei ini. Kampanye ini sebagai kontribusinya untuk Aliansi Global Kompor Bersih, sebuah gerakan antar negara yang didedengkoti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jakarta- Kampanye kompor bersihnya Clinton ini sebenarnya berangkat dari isu kesehatan global. Berdasarkan catatan World Health Organization(WHO), ternyata ada lebih dari 3 miliar orang di seluruh dunia menderita penyakit paru dan pernapasan lainnya hanya akibat makanan mereka sehari-hari dimasak menggunakan kompor kayu bakar, kotoran sapi, batu bara atau limbah agrikultur lainnya. “Alasannya? Bahan bakar itu menghasilkan asap beracun dan biasanya rumah-rumah penduduk miskin juga berventilasi buruk sehingga semua asap itu bercampur dan bisa melebihi 200 kali batas udara yang sehat menurut EPA (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika),” kata Clinton. Kampanye kompor ini disebarkan tertulis dalam pernyataan pers Kementerian Luar Negeri Amerika ke seluruh dunia. Asap dapur mungkin terlihat sepele. Namun WHO mencatat asap kompor yang kotor ternyata membunuh lebih dari 2 juta orang per tahunnya. Korbannya terutama wanita dan anak-anak yang secara tradisional lebih sering berada di dapur. Jumlah ini dua kali lebih banyak daripada jumlah korban meninggal akibat malaria. Lalu berusaha menghubungkannya dengan isu energi-perubahan iklim yang sekarang hangat diperbincangkan di Amerika, Clinton lantas membahas imbas kebiasaan memasak yang “kotor” ini kepada emisi perubahan iklim. “Dampaknya bukan hanya pada kesehatan penduduk. Memasak dengan bahan bakar yang kotor ini memproduksi lebih banyak karbon dioksida, methana dan karbon hitam, yang berkontribusi pada perubahan iklim,” kata Clinton. WHO membuat data rata-rata, para wanita dan anak perempuan di negara-negara berkembang menghabiskan lebih dari 20 jam per hari mencari bahan bakar untuk memasak. Dan jika mereka tinggal di daerah konflik, mencari bahan bakar juga berarti membuat mereka rentan pelecehan seksual atau pemerkosaan. “Karenanya, saat kita menghargai ibu-ibu kita sendiri, marilah kita juga membantu jutaan ibu lainnya dengan mendukung kaukus (kompor bersih) ini,” kata Clinton. Sebenarnya, teknologi memasak ramah lingkungan bukan hanya monopoli rakyat negara maju saja. Beberapa negara berkembang seperti India, China dan Meksiko sudah memulai program nasional kompor bersih mereka dengan membagi-bagikan kompor masak kepada penduduknya dengan beragam teknologi bersih masing-masing. Misalnya seperti bio gas, gas alam atau sekedar minyak tanah. Nah, aksi semacam ini yang Aliansi Global Kompor Bersih inginkan terjadi di seluruh negara di dunia. Jika kita kembali ke Negeri Paman Sam, sebenarnya sudah ada lima badan federal Amerika yang mendukung Aliansi Global Kompor Bersih tersebut. Selain itu, Aliansi ini juga beranggotakan 60 negara-negara donor, lembaga non profit, organisasi internasional dan perusahaan swasta. Tapi untuk mencapai target mereka pada 2020, Aliansi ini masih merasa perlu merekrut Clinton bersama aktivis lingkungan cum artis Hollywood Julia Roberts untuk menyebar isu kompor ini ke seluruh dunia. Aliansi Kompor Global menarget sedikitnya 100 juta rumah tangga di seluruh dunia sudah memasak menggunakan kompor yang ramah lingkungan pada 2020. “Dengan mendukung upaya mereka, kita bisa meningkatkan kesehatan seluruh dunia, mengupayakan lebih banyak kesempatan ekonomi (bagi wanita) dan memerangi perubahan iklim—yang akan menjadi hadiah Hari Ibu yang terindah untuk diingat,” kata Clinton.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.