Posted in

SBY JANJI TAK BANGUN PLTN HINGGA 2014

thumbnailJakarta – Data cetak biru pembangunan energi nasional menyebutkan bahwa kontribusi bauran energi nuklir hingga tahun 2025 adalah sebesar dua persen dari total kebutuhan energi nasional. Namun, berbagai kendala yang muncul mengenai penerapan energi nuklir membuat pilihan untuk menggunakan jenis energi ini dipertanyakan. Sumber energi terbarukan dinilai tepat untuk menggantikan kontribusi energi nuklir yang penerapannya dinilai masih bermasalah.

Menurut Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Arif Fiyanto, Senin (11/10/10), hingga kini masih banyak masalah yang berkaitan dengan penerapan sumber energi nuklir di Indonesia. Salah satunya, adalah masalah kesiapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Ditambah lagi dengan adanya komitmen dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri yang tidak akan membangun PLTN hingga akhir masa kepemimpinannya di tahun 2014 nanti.

“Daripada memanfaatkan PLTN yang hingga kini masih bermasalah, lebih baik kita beralih kepada pemanfaatan sumber energi terbarukan. Terlebih lagi dengan adanya fakta bahwa potensi sumber energi terbarukan yang kita miliki cukup besar. Namun sayangnya, sejauh ini komitmen dari pemerintah untuk mengembangkan sumber energi terbarukan memang belum terlalu kuat,” sambung Arif.

Faktanya, lanjut Arif, selama ini pemerintah justru masih mengandalkan sumber energi kotor dari bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, sebagai sumber utama kebutuhan energi nasional. Contohnya, kontribusi bauran energi batubara hingga tahun 2025 adalah sebesar 33 persen dari total kebutuhan energi nasional yang terdapat dalam data cetak biru pembangunan energi nasional.

Sementara itu, dari data pemanfaatan sumber energi terbarukan yang ada, diketahui  bahwa pemanfaatan sumber energi terbarukan di Indonesia masih sangat rendah. Pemanfaatan sumber energi terbarukan di Indonesia dianggap tidak seimbang dengan besarnya potensi sumber energi terbarukan yang dimiliki Indonesia sendiri.

Misalnya, potensi energi tenaga air yang dimiliki Indonesia adalah sebesar 75.670 MW (Mega Watt), sementara yang baru dimanfaatkan adalah sebesar 4.200 MW (5,55 %). Potensi energi panas bumi sebesar 28,53 GW (Giga Watt), yang baru dimanfaatkan sebesar 1.189 MW (4,2 %). Potensi energi mikrohidro sebesar 500 MW, yang baru dimanfaatkan sebesar 86,1 MW (17,56 %), dan lain sebagainya.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk mempromosikan pemanfaatan sumber energi terbarukan di Indonesia. Salah satunya adalah sebuah kampanye yang dalam waktu dekat akan dilakukan oleh kelompok lingkungan hidup Greenpeace, melalui kedatangan kapal legendaris mereka, Rainbow Warrior, ke Indonesia. Kedatangan Rainbow Warrior ini ditujukan untuk mempromosikan solusi perubahan iklim dengan memberikan contoh solusi-solusi efisiensi energi dan energi terbarukan.

“Bersama-sama dengan peningkatan penggunaan energi terbarukan dikombinasikan dengan efisiensi energi, Indonesia bisa memimpin negara-negara berkembang lain dalam cara membangun dan memenuhi permintaan energi tanpa atau dengan sedikit dampak negatif terhadap iklim dan masyarakat lokal,” ujar Kepala Perwakilan Indonesia Greenpeace Asia Tenggara, Nur Hidayati, dalam siaran pers mengenai kedatangan Rainbow Warrior, Senin (11/10/2010).

Rencananya, Rainbow Warrior akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 13 Oktober mendatang. Kedatangan kapal itu ke Indonesia merupakan rangkaian dari tur yang diberi titel “Turn the Tide – Rainbow Warrior’s Tour of Southeast Asia”. Tur Asia Tenggara yang dilakukan oleh kapal itu telah berlangsung sejak bulan September 2010 dan akan berakhir pada bulan Desember 2010. Selain datang ke Indonesia, kapal tersebut juga mengunjungi Thailand dan Filipina, tentu dengan misi yang sama. (prihandoko)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.