Posted in

PESAN DARI PIDATO PEMBUKAAN: MENCAPAI KESEPAKATAN YANG AMBISIUS, ADIL, DAN MENGIKAT SECARA HUKUM

thumbnail

 

Sekmen tingkat tinggi pertemuan negosiasi perubahan iklim (COP15/MOP5 UNFCCC) di Kopenhagen, Denmark, hari Selasa (15/12) malam dibuka resmi dengan mendengarkan sejumlah sambutan yang meminta para kepala negara yang hadir agar memutuskan dan menghasilkan keputusan yang secara nyata bisa mengatasi perubahan iklim. Hari Rabu, sekmen tingkat tinggi akan dilanjutkan dengan pidato-pidato dari sejumlah kepala negara.

Para aktivis dari Friends of the Earth (Walhi adalah Friends of the Earth Indonesia) dilarang masuk ke gedung konferensi Bella Center. Siang ini waktu setempat, mereka berdemonstrasi tetapi dihadang oleh seribu polisi Denmark sehingga tidak bisa mendekat ke wilayah Bella Center.

 

Penerima Nobel Perdamaian yang juga Duta Perdamaian PBB, Prof Wangari Maathai, menyampaikan pesan yang sama kepada kepala negara dan para negosiator yang hadir, “Di Copenhagen, kita memiliki peluang yang unik menghadapi diri sendiri dan memberikan dunia lebih daripada harapan. Inilah, seperti yang selalu kita katakan terus-menerus: kesepakatan yang ambisius, adil, dan mengikat secara hukum.”

 

Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen dalam sambutannya mengingatkan dunia pernah menghadapi ancaman dan tantangan global dan berhasil menghadapi dan mengatasinya. Sekarang, berita baiknya, kata Rasmussen, “Kita tahu apa persoalannya dan bagaimana menghadapinya. Kita harus berubah – sebuah pesan yang jernih dari bidang sains. Kita bisa berubah – itulah pesan jernih dari bidang teknologi. Kita ingin berubah – ini juga pesan yang jernih dari banyak orang di jalanan di luar sana.”

 

“Saya dengan tulus berharap Anda-anda yang hadir di sini dengan pesan yang jernih bahwa kita ingin berubah. Sekarang biarlah kita menyingsingkan lengan baju dan bekerja untuk membuat masa depan yang terang dan hijau,” ujar Rasmussen.

 

Pesan serupa disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon. “Kita semua tahu apa yang harus kita lakukan. Kita semua tahu apa yang diharapkan dunia. Tugas kita, di sini dan sekarang ini, adalah menyetujui kesepakatan…kesepakatan demi kepentingan bersama. Kesepakatan yang akan mengurangi emisi gas rumah kata…yang melindungi yang paling rentan…yang membawa era baru pembangunan yang bersih dan pertumbuhan yang hijau untuk semua orang.”

 

“Ketika sistem bumi untuk mendukung kehidupan mulai gagal berfungsi dan keselamatan hidup kita sebagai satu spesies dipertanyakan, ingatlah anak dan cucu kita tidak akan bertanya apa yang generasi sekarang katakan tetapi apa yang telah kita perbuat. Marilah kita menjawabnya, yang membuat kita menjadi bangga,” ujar Pangeran Charles.

 

Presiden COP15/MOP5 UNFCCC yang juga Menteri Energi dan Perubahan Iklim Denmark, Connie Hedegaard, dengan nada yang sama mengatakan, “Selama bertahun-tahun, ketidaksepakatan telah menahan kita maju. Sekarang, kita harus membalik perpecahan menjadi keputusan. Dan ingat, kita semua bertanggung jawab bukan hanya atas apa yang kita perbuat, juga apa yang gagal kita perbuat.”

 

Ia berharap dalam tiga hari mendatang semua yang hadir bisa memilih antara menjadi terhormat (fame) atau tidak terhormat (shame). “Jadi. Marilah kita menapak langkah terakhir! Marilah kita tuntaskan! Marilah kita membuat sejarah!.”

 

Yvo de Boer, Sekretaris Eksekutif  mengakui ada sejumlah kemajuan tetapi masih belum cukup untuk merayakan keberhasilan dan tidak cukup untuk disampaikan kepada dunia sebagai suatu keberhasilan pula.

 

Ia mengingatkan waktu hampir habis dan tidak bisa begini terus. “Sederhana, terlalu banyak persoalan. Kepedulian pada yang lain yang menjadikan satu bangsa besar. Tujuan di sini bukan merayakan kemenangan satu negara atas negara lainnya, satu kelompok atas kelompok lainnya. Tujuannya di sini adalah mencari solusi bukan membiarkan persoalan berlanjut. Tujuannya adalah merayakan masa depan yang lebih selamat. Anda semua memiliki kemampuan menciptakan masa depan yang lebih baik. Itulah mengapa Anda berada di sini.”

 

Paling tidak hari ini ada 41 kepala negara yang akan memberikan pidato, dimulai pukul 12.00 – 13.00  waktu setempat (atau pukul 18.00 – 19.00 WIB) untuk 38 kepala negara dan kemudian dilanjutkan lagi pukul 20.00 waktu setempat untuk 13 kepala negara. Presiden Susilo Bambang Yudoyono menurut jadwal akan memberikan pidatonya tanggal 17 Desember 2009. SBY tercatat berada pada urutan ke-7 dari 18 kepala negara yang akan memberikan pidatonya antara pukul 10.00 – 13.00 waktu setempat.

 

Karena para kepala negara berdatangan kemarin dan hari ini, penjagaan diperketat. Jumlah para aktivis organisasi non-pemerintah dibatasi jumlahnya yang bisa masuk ke dalam gedung konferensi Bella Center. Para aktivis harus memiliki kartu tanda tambahan selain tanda pengenal yang sudah mereka miliki.

 

Sampai hari ini, tercatat sudah ada 3.500 jurnalis yang sudah teregistrasi.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.