Posted in

DELRI AKAN BERTEMU UNI EROPA DAN AS DI BOGOR JELANG COP-10 CBD

thumbnailJakarta – Pelaksanaan Conference of the Parties (COP) ke-10 Convention on Biological Diversity (CBD) kini tinggal menghitung hari. Terkait dengan hal itu, dalam waktu dekat Delegasi Republik Indonesia (Delri) untuk COP-10 CBD akan segera melakukan pertemuan dengan perwakilan dari negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang juga turut serta dalam COP-10 CBD. Pertemuan akan dilakukan di kota hujan Bogor, Selasa (12/10/10) mendatang.

“Tujuan dilaksanakannya pertemuan tersebut adalah untuk mengetahui seperti apa posisi resmi negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam menghadapi COP-10 CBD, terutama terkait dengan isu Akses dan Benefit Sharing (ABS) serta tentunya isu-isu penting lainnya,” tutur Peneliti Muda Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Teguh Triono, Rabu (6/10/10).

Pertemuan itu rencananya akan dilaksanakan pada Selasa (12/10/10), di Bogor, yang merupakan salah satu bagian dari persiapan delegasi Indonesia menghadapi COP-10 CBD. Pertemuan itu pun menjadi sangat penting, karena dari pertemuan tersebut Indonesia akan dapat menilai tentang seperti apa negara-negara maju menempatkan posisi mereka dalam menyikapi isu ABS di COP-10 CBD. Hal ini terutama karena negara-negara maju memiliki kepentingan tersendiri dalam menghadapi isu ABS tersebut.

Mengenai koordinasi yang telah dilakukan oleh delegasi Indonesia untuk menghadapi COP-10 CBD, delegasi Indonesia telah membagi tugas beberapa instansi yang ikut dalam konvensi tersebut untuk menangani 11 isu penting yang ada. Selain itu, bahan-bahan yang dibutuhkan oleh delegasi Indonesia untuk COP-10 CBD pun kini sudah berada di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan menunggu untuk difinalisasikan.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Gusti M Hatta, pada hari Rabu (6/10/10) di Jakarta menegaskan kembali prioritas kerja tim DelRI pada pertemuan CBD 10 di Nagoya mendatang, akan berkonsentrasi pada isyu access and benefit sharing (ABS).

“Tim Delri akan konsentrasi pada tiga isyu utama, yaitu konservasi, bagaimana memanfaatkannya namun tetap lestari dan ABS,” urai Gusti. “Isyu ABS menjadi sangat penting karena membahas bagaimana kita mendapatkan akses dan manfaatnya, karena selama ini seolah-olah hanya negara lain yang mendapatkan manfaatnya,” tambah Gusti. Contoh kekayaan hayati Indonesia yang dimanfaatkan negara lain merupakan rumput laut dan durian Papaken. Rumput laut dimanfaatkan untuk kosmetik, oleh negara-negara industri, sementara durian Papake yang banyak ditemukan di Kalimantan dimanfaatkan negara Thailand untuk modifikasi genetik.

Rencananya, anggota delegasi Indonesia yang ikut dalam COP-10 CBD berjumlah 85 orang, di mana Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, bertindak sebagai ketua delegasi Indonesia. Anggota delegasi Indonesia ini merupakan gabungan dari berbagai instansi, yang terdiri dari perwakilan KLH, Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), LIPI, serta beberapa orang perwakilan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain sebagainya.

“Keberangkatan delegasi Indonesia menuju Nagoya ini akan dibagi menjadi tiga kloter, yakni dimulai tanggal 15 Oktober hingga 17 Oktober 2010. Menteri Lingkungan Hidup diperkirakan akan hadir di tengah-tengah berlangsungnya acara. Selain itu, Menteri Kehutanan dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP rencananya juga akan hadir dalam konvensi itu,” tambah Teguh, yang juga ikut terlibat dalam persiapan delegasi Indonesia menghadapi COP-10 CBD.(prihandoko)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.