Yogyakarta, Kabarkota.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah DI Yogyakarta memetakan 24 kecamatan yang mengalami krisis air, dampak dari kekeringan.

Kepala BPBD DI Yogyakarta Gatot Saptadi menyebutkan 24 kecamatan tersebut terdiri dari 15 kecamatan di Gunung Kidul, empat kecamatan di Bantul, empat kecamatan di wilayah Kulon Progo, dan satu kecamatan di Sleman.

“Untuk Kota Yogyakarta masih tercukupi airnya dari PAM (Perusahaan Air Minum),” kata Gatot kepada Kabarkota.com di ruang kerjanya, 29 September 2014.

Umumnya, sambung dia, krisis air terjadi di areal plural seperti pedesaan. Namun itu tergantung pada sumber-sumber air alami serta akses teknologi yang minim.

Gatot mengaku, pihaknya telah melakukan penanganan krisis air dengan pompanisasi dan pipanisasi. Hanya saja, sebagian wilayah masih terkendala untuk mendapatkan BBM sebagai penggeraknya.

Selain itu, tambah dia, Gubernur dan Bupati juga telah menetapkan status Siaga sejak 15 September hingga tiga bulan ke depan. “Status ini ditetapkan untuk mengoptimalkan potensi peralatan dan pendanaan yang ada di semua sektor,” ujarnya.

Untuk jangka pendek, BPBD telah melakukan droping air secara rutin. Sedangkan jangka menengah dengan pompanisasi dari sumber-sumber air terdekat yang ada di satu kawasan. Sementara jangka panjangnya, BPBD akan mencari sumber-sumber mata air baru, serta membangun embung. Sutriyati

Artikel sebelumnya telah dimuat di Kabarkota.com, salah satu rekanan sindikasi konten dari Ekuatorial.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.