Ia meminta Pemerintah Aceh segera menangani gajah liar di Peudada sebelum petani mengambil langkah-langkah pencegahan dengan cara mereka sendiri.

PETANI Peudada Kabupaten Bireuen mengancam akan membunuh gajah liar yang merusak lahan warga. Menurut mereka hal ini terpaksa dilakukan karena kawanan gajah tersebut sangat meresahkan.

“Bila satwa yang dilindungi ini kami bunuh, jangan salahkan kami petani, karena masalah tersebut telah kami laporkan berkali-kali kepada Pemkab Bireuen melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan,” kata salah seorang petani daerah tersebut yang tidak mau namanya ditulis.

Tengku Tahe, salah satu tokoh KPA Bireuen, menyikapi ancaman petani tersebut secara serius. Ia pun menyayangkan bila pembunuhan terhadap gajah terjadi, Pemerintah Aceh akan menuai kecaman dari dunia Internasional. “Di satu sisi, gajah perlu dilindungi kelestariannya karena termasuk salah satu satwa langka di dunia tapi pada sisi lain petani pun sangat resah dibuatnya karena dalam satu malam saja gajah dapat merusak 100 hingga 200 batang tanaman perkebunan masyarakat seperti sawit dan kakao. Sangat wajar bila petani berang terhadap kawanan gajah tersebut,” katanya.

Ia meminta Pemerintah Aceh segera menangani gajah liar di Peudada sebelum petani mengambil langkah-langkah pencegahan dengan cara mereka sendiri. Ditakutkan tindakan sepihak yang dilakukan petani akan merusak reputasi Pemerintah Aceh dan Indonesia di mata masyarakat dunia.

Di sisi lain, warga mencurigai kawanan gajah yang berkeliaran di perkebunan masyarakat merupakan gajah jinak. Po meurah, sebutan gajah jinak dalam bahasa Aceh, sengaja dilepasliarkan oleh pihak tertentu karena tidak sanggup merawat dan memberi pakan.

“Pasalnya kawanan gajah tersebut tidak banyak, hanya tiga ekor saja dan satu ekor yang besar telah mati terbunuh. Saat dikejar oleh masyarakat, gajah tersebut tidak mau lari ke hutan dan tidak bertambah jumlah kawanannya,” kata Tengku Tahe.[] Laporan: Idris Kasem dari Bireuen

Berita ini telah dimuat di Atjeh Post, anggota sindikasi Ekuatorial.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.