Palangka Raya, Ekuatorial – Banjir yang melanda Kalimantan Tengah (Kalteng) semakin parah. Hingga Kamis (19/2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng menetapkan status darurat bencana banjir. Terutama di tujuh dari 14 kabupaten/kota di Kalteng.

Kabupaten Barito Utara, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, dan Palangka Raya merupakan wilayah paling parah terkena bencana banjir.

“Status itu berdasarkan laporan daerah. Data sementara, banjir di Barito Utara merendam sekitar 6.581 rumah pada tujuh kecamatan dan 50 desa. Warga terkena dampak banjir di Batara sekitar 24.000 jiwa dengan ketinggian air 30 cm – 2 meter,” terang Kepala BPBD Kalteng Brigong Tom Moenandaz.

Sebagai koordinator penanggulangan bencana, dia meminta agar BPBD di tiap-tiap kabupaten/kota turut mengevakuasi warga dan mendata para pengungsi. Pasalnya, kata dia, debit air terus naik seiring hujan diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berlangsung hingga Maret.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Palangka Raya Sularto menyampaikan, banjir menyerang Ibu Kota Kalteng ini semakin meluas. Data dihimpun, korban mencapai 3.988 kepala keluarga atau KK di 5 kecamatan dan 9 kelurahan, dengan total korban terkena banjir 10.393 jiwa.

Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalteng ini sudah sudah terjadi sejak sepekan lalu. Beberapa wilayah kedalaman debit air mulai berangsur surut, terutama di bagian utara. Namun, banjir sewaktu-waktu bisa kembali terjadi. Terutama apabila hujan kembali turun dengan itensitas lebat.

Selain mengakibatkan rumah-rumah warga tergenang, luapan air dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) juga menganggu arus transportasi darat. Kondisi ini seperti terjadi di ruas Desa Bukit Rawi Kabupateng Pulang Pisau.

Banjir di ruas ini menganggu jalur transportasi antara Kota Palangka Raya dengan beberapa kabupaten di wilayah utara seperti Kabupaten Gunung Mas dan Barito Selatan.

Kondisi serupa juga terjadi di ruas trans-Kalimantan Poros Selatan di Desa Jabiren dan Desa Taruna Kabupaten Pulang Pisau. Beberapa hari ke depan diprediksi kedalaman air di ruas jalan negara ini akan meningkat.
Dari pantuan Ekuatorial, di Desa Jabiren dan aruna sudah terendam banjir. Ketinggian air debit ini biasanya akan terus meningkat. Limpahan air dari wilayah Hulu Pulang Pisau di wilayah Bukit Rawi terus merangsek hingga ke ruas trans-Kalimantan Poros Selatan di Tumbang Nusa.

Banjir yang terjadi ini mulai memunculkan antrean kendaraan yang melintas di ruas tersebut. Seiring semakin tingginya debit air pada sore hingga malam ini, ruas jalan negara ini diperkirakan akan macet total alias terputus.

Kapolres Pulang Pisau, AKBP Budi Satria Nasution SIK mengungkapkan pihaknya sudah mensiagakan beberapa personel di lokasi banjir Tumbang Nusa. “Saat ini petugas sudah ada di sana, terutama untuk mengatur arus transportasi yang diperkirakan akan macet pada sore atau malam nanti,” ujar Kapolres. Maturidi

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.