Memasuki musim kemarau, ratusan hektare sawah tadah hujan di wilayah Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, sudah hampir dua minggu ini dilanda kekeringan. Kondisi tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi kelangsungan sektor pertanian di Kecamatan Pamarican. Kepala Balai Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Pamarican, Sahman, ketika ditemui harapanrakyat.com, Senin (25/05/2015), mengatakan, sedikitnya areal sawah tadah hujan seluas lebih dari 500 hektare yang terdapat di sejumlah desa di wilayah Pamarican sudah mengalami kekeringan.
“Akibat kekeringan kali ini, petani di wilayah Kecamatan Pamarican akan mengalami kerugian. Soalnya, padi yang baru saja mereka tanam itu kini sudah mulai menguning,” terang Sahman.
Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, kata Sahman, BP3K Kecamatan Pamarican melalui petugas penyuluh pertanian sudah mengintruksikan kepada seluruh kelompok tani untuk menurunkan peralatan pompanisasi bantuan dari Dinas Pertanian.
“Menyiasati agar tidak sampai terjadi puso, kami telah mengintruksikan kepada seluruh kelompok tani agar mereka segera menurunkan peralatan pompanisasi untuk mengairi sawah mereka. Sekarang sudah puluhan mesin pompa air bantuan dari pemerintah yang di terjunkan,” katanya.
Sahman mengaku akan akan terus memantau perkembangan petani padi di wilayah Kecamatan Pamarican. Menurut dia, seandainya dalam waktu dekat ini tanaman padi milik petani tidak bisa lagi tertolong dengan pompanisasi, pihaknya akan mengarahkan para petani untuk beralih tanam dengan palawija.
“Kalau nanti ada sawah yang masih terisolir dan tidak tercapai oleh bantuan pompanisasi, kami akan mengarahkan para petani agar beralih ke palawija. Ini agar petani tidak mengalami kerugian yang fatal,” ucapnya.
Sahman menambahkan, petani juga dihimbau agar lebih peka terhadap kondisi cuaca. Petani diminta tidak memaksakan untuk menanam padi seandainya keadaan air di sawah tidak mampu untuk mencukupi. (Suherman/Koran-HR)