Wonogiri, Ekuatorial – Sebanyak 39 desa pada delapan kecamatan di Wonogiri, Jawa Tengah terancam kekeringan yang cukup parah. Delapan kecamatan tersebut yaitu Giritontro, Pracimantoro, Paranggupito, Manyaran, Eromoko, Nguntoronadi, Giriwoyo dan Selogiri. Dari delapan kecamatan, terparah berada di kecamatan Pracimantoro.

Hingga Senin (22/6) pemetaan telah dilakukan, menyusul keluarnya peringatan bahaya kekeringan di wilayah Wonogiri dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Diprediksi wilayah yang terletak paling selatan dari eks karesidenan Surakarta, akan diguncang bahaya kekeringan pada 2015.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto mengatakan pihaknya mendapatkan adanya ancaman bahaya kekeringan dari BMKG.

“Sebelumnya kami sudah lakukan pemetaan wilayah rawan kekeringan di Wonogiri. Tahun ini bertambah satu yaitu Kecamatan Selogiri. Karena tahun kemarin Selogiri juga mengalami kekeringan maka tahun ini masuk juga dalam peta rawan bencana kekeringan,” jelas Bambang Haryanto kepada Ekuatorial.

Pracimantoro Terkering
BPBD Wonogiri juga telah memetakan daerah rawan kekeringan di beberapa wilayah di Kabupaten Wonogiri. Hasil dari pemetaan tersebut Kecamatan Pracimantoro merupakan wilayah didengan jumlah desa terbanyak yang sering mengalami kekeringan.

“Setidaknya ada sembilan desa di wilayah Pracimantoro yang rawan mengalami kekeringan. Diantaranya adalah desa Gambirmanis, dimana di desa tersebut mulai kesulitan air bersih,” lanjutnya.

Menurut Bambang di desa Gambirmanis sendiri memiliki tujuh telaga yang biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga di desa tersebut. Namun saat ini kondisi airnya sudah mulai surut.

Sementara itu Camat Pracimantoro, Warsito mengakui bahwa setidaknya dari 13 telaga yang ada di Pracimantoro, delapan diantaranya sudah mengering. Padahal sumber mata air tesebut menjadi sumber penghidupan warga desa. Dengan begitu setidaknya ada 4.000 warga yang terancam kekeringan.

Warsito juga menjelaskan setidaknya sudah beberapa minggu terakhir ini wilayah Pracimantoro sudah tidak turun hujan lagi. Akibatnya sumber mata air dari telaga sebagia tumpuan kehidupan warga sehari-hari mulai menyusut.

“Akibat musim kemarau ini membuat sumber air di telaga menyusut, hanya beberapa telaga saja yang masih menyisakan air,” jelasnya kepada wartawan belum lama ini.

Waduk Mengering
Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto membenarkan bahwa sejumlah sumber mata air di wilayah Wonogiri mulai mengalami penyusutan dan bisa berakibat pada bencana kekeringan. Bukan hanya telaga namun juga waduk dan irigasi untuk pertanian di wilayah Wonogiri juga mengalami penyusutan.

Kabupaten Wonogiri memiliki tujuh waduk yang dikelola oleh Pemkab Wonogiri yakni waduk Nawangan di (Giriwoyo), waduk Songputri (Eromoko), Plumbon (Eromoko), Parangjoho (Eromoko), Kedung Uling (Eromoko), Krisak (Selogiri), dan Ngancar (Batuwarno). Bramantyo

Artikel Terkait :
Lubang Biopori Hindari Kekeringan
Kekeringan Buat Warga Konsumsi Air Kotor
Kekeringan Sebabkan Kebakaran Hutan

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.