Sorong, Ekuatorial – Mata ajaran lingkungan hidup menjadi salah satu muatan lokal (mulok) yang akan diajarkan pada sistem pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Raja Ampat, Papua.

“Untuk tahun ajaran baru 2015, di harapkan penerapan pendidikan lingkungan hidup dengan modul yang telah ada, sudah dapat di laksanakan di seluruh SD di Raja Ampat, bukan hanya di SD yang ada di kawasan konservasi saja, tapi di semua SD,” ungkap Martha Sanadi, Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Raja Ampat.

Menurutnya Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ini dapat dijadikan sebagai mata pelajaran bermuatan lokal, karena bisa di integrasikan ke mata pelajaran lain.

Nikson Watem, pengajar di SD Negeri Kampung Awat, Raja Ampat menguraikan sudah memberikan porsi besar terhadap pendidikan lingkungan hidup bagi anak-anak SD di lingkungan Kepulauan Kofiau – Raja Ampat.

Sekalipun menurutnya pada awalnya bukan hal yang mudah untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang pentingnya pendidikan lingkungan hidup bagi murid SD, “apalagi tanpa modul pendidikan yang jelas,” urainya.

Menariknya, selain belajar di kelas, Nikson tidak segan-segan membawa muridnya langsung belajar di alamnya, sehingga mereka langsung melihatnya sendiri. Sebab laut ada di dekat mereka. Mereka belajar, melihat dan menggunakan kertas gambar serta crayon, apa yang mereka lihat di alam dilukiskan kembali. Rupanya inilah yang menarik perhatian anak-anak di Kofiau.

“Belajar sejak dini untuk menumbuhkan rasa kepedulian akan lautnya yang menjadi bagian hidup mereka sehari-hari. Laut tempat mereka mencari makan dan bermain,” ujar Gine Mambrasar, murid kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Raja Ampat.

Ia menyampaikan bahwa pendidikan lingkungan hidup membuat dirinya lebih mengenal ekosistem laut dan menumbuhkan rasa kepedulian untuk berupaya menjaga agar laut tetap bersih.

“Saya sedih kalau lihat orang buang sampah dilaut, harusnya ‘dorang’ kumpul sampah dan bakar. Jangan buang ke laut,” kata Gine saat di temui Ekuatorial di Kampung Awat, Kofiau, Raja Ampat.

Nikson sendiri menyadari bahwa amatlah penting sejak dini anak-anak telah diajari tentang lautnya, sebab merekalah nantinya yang akan terus menjaga dan bisa mewariskan ke generasi berikutnya laut yang kaya dan sumber penghidupan bagi mereka di Kofiau.

“Saya sudah sejak tahun 2011 keliling di kampung-kampung yang ada di Kofiau untuk mengajar tentang pendidikan lingkungan hidup terutama laut kepada anak-anak.” kata Nikson.

Untuk materi, dirinya menggunakan modul baik yang di buat sendiri atau pun yang di buat sesuai dengan modul yang di susun bersama guru-guru. Mereka belajar dan dikenalkan tentang 3 ekosistem laut, belajar tentang biota laut, menjaga laut serta dampak sampah bagi laut dan ekosistemnya. Dirinya sangat bersyukur bahwa banyak orang tua yang nendukung dan mendorong anaknya agar mau belajar bersama dirinya.

Kofiau sendiri merupakan sebuah distrik di Kabupaten Raja Ampat yang memiliki lima kampung yaitu Deer, Pikiran, Awat, Dibalal serta Tolobi. Semuanya berada dalam kawasan konservasi seluas 170 ha, yang dideklarasikan 19 Oktober 2011. Niken Proboretno

Artikel Terkait :
Kalabia Kapal Pendidikan Lingkungan Pertama di Raja Ampat
Film Dokumenter Raja Ampat Putar Perdana

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.