TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU – Seiring dengan musim kering kembali melanda Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan langkah-langkah antisipasi guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Di antaranya dengan teknologi modifikasi cuaca dan penyekatan kanal lahan gambut.
Di Posko Utama Penanganan Karhutla, Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kepala BNPB Syamsul Maarif dengan didampingi Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meluncurkan program teknologi modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan buatan di Riau.
Selain itu, hadir juga Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) F Heru Widodo, Sekretaris Utama BPPT Soni Solistia, dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nur Madripatin, serta pimpinan satuan kerja terkait dan unsur forum pimpinan daerah di Provinsi Riau.
“Ini sebagai antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, jangan sampai terjadi kebakaran yang lebih parah lagi di Riau,” ujar Syamsul Maarif kepada wartawan.
Ia mengatakan, langkah-langkah antisipatif itu merupakan tindak lanjut dari pemberlakuan status Siaga Darurat Karhutla di Riau, yang berlangsung sejak Maret 2015 dan telah diperpanjang masa berlakunya hingga Oktober nanti.
Menurut Syamsul Maarif, teknologi modifikasi cuaca dengan penyemaian garam di udara untuk menurunkan hujan buatan sangat efektif dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Penyemaian garam di udara akan menggunakan pesawat CN-295 milik TNI, yang dilengkapi dengan alat canggih sehingga mampu menampung empat ton garam sekali terbang. “Penyemaian garam akan terus dilakukan setiap hari. Teknologi modifikasi cuaca ini sebagai upaya mengatasi kemarau, agar terus terjadi hujan,” ujar Heru Widodo dari BPPT. (Tribun Pekanbaru Cetak)