Sragen, Ekuatorial – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran menyebutkan hasil survei yang diperoleh dari berbagai wilayah tahun 2014, Indonesia kehilangan lahan pertanian seluas hampir 190 ribu hektar (ha) yang tidak berfungsi. Di antaranya karena lahan tersebut mengalami kekeringan panjang, terendam banjir juga terserang hama.

“Karena itu nanti kita bentuk tim khusus atasi kendala lahan pertanian di Indonesia. Karena wilayah Indonesia ada seluas 200 ribu hektar lahan pertanian baik itu pertanian persawahan maupun ladang pertanian untuk palawija,” terangnya, di Sragen, Jawa Tengah, Senin (27/7) siang.

Musim kemarau kini sedang terjadi di beberapa wilayah dan mengakibatkan kekeringan, termasuk di wilayah Sragen, Jawa Tengah. Dimana puluhan ha sawah mengalami kekeringan sejak tiga bulan yang lalu, karena hujan sudah tidak turun lagi.

Amran juga melakukan dialog langsung dengan Suparno, petani dan juga warga di desa Majenang dimana di desa tempat tinggalnya setiap tahunnya ada sekitar 350 ha sawah yang rutin mengalami kekeringan akibat kemarau. Suparno mengatakan hanya bisa panen setahun sekali saja karena kurangnya air.

“Setiap tahun hanya bisa panen sekali, tanahnya kering, banyak mata air mati, sawah kering, sumber air tak ada,” keluh Suparno.

Untuk membantu masalah kekeringan yang sering melanda wilayah Majenang, pemerintah akan segera memberi bantuan berupa pembuatan sumur dalam atau embung, yang nantinya akan dilengkapi dengan beberapa pompa air untuk mengatasi kekeringan. Dengan dana sekitar 29 Miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Perlu dibuatkan embung agar petani bisa panen tiga kali. Lahan pertanian di Indonesia sekitar 8,1 juta hektar dan sawah tadah hujan seluas 3 juta hektar. Nanti kita minta buatkan embung atau sumur dalam,” ucap Mentan Amran lebih lanjut.

Pembangunan embung merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah kekeringan di musim kemarau sebagai lokasi untuk tangkapan air yang mampu menampung air di kala musim hujan dan dapat mengaliri persawahan petani saat musim kemarau tiba.

Sawah di sekitar desa ini juga tidak bisa ditanami palawija karena tidak ada sumber air yang bisa dimanfaatkan. Sedangkan sumber air berupa DAM (bendungan) terdekat yang berlokasi di Karanganganom juga mulai kering dan mengalami pendangkalan.

Sebelumnya masyarakat sudah mengupayakan untuk mencari titik sumber air dengan melakukan pengeboran hingga kedalaman 100-200 meter namun hasilnya nihil. Air tetap tidak mampu keluar.

Sementara itu usai meninjau lokasi kekeringan di wilayah Sragen Mentan Amran menuju wilayah Boyolali yang berada di lereng gunung Merapi tepatnya di Desa Giritirto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Mentan juga mengunjungi kebun buah durian integrasi intiplasma hortikultura di Desa karanganyar Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Lahan yang memiliki lahan seluas 20 hektar yang ditanami sebanyak 3 ribu pohon durian juga memberdayakan masyarakat untuk menanam durian.

Di lokasi ini Mentan Amran tertarik dengan keberadaan embung di lokasi pertanian tersebut. Embung tersebut mampu menampung debit air sebanyak debit 3.200 meter kubik (m3) dan kedalaman tiga meter (m). Terbuat dari semen untuk pinggirnya, sedangkan cekungan tanahnya hanya diberi alas terpal. Bramantyo

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.