Palangka Raya, Ekuatorial – Akibat kabut asap yang menyelimuti Kalimantan Tengah, pengelola konservasi Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng mengurangi jam sekolah bagi orangutan.
Menurut Koordinator Komunikasi Yayasan BOS Nyaru Menteng, Monterado Friedman, asap pekat sepekan terakhir turut mengancam ratusan orangutan dalam lokasi karantina.
“Sampai hari ini belum ada yang terserang ISPA, namun berkaca pada tahun sebelumnya biasanya sebulan baru terlihat,” jelas Monterado kepada Ekuatorial, saat dihubungi via telepon, Selasa (8/9). Akibat asap kebakaran hutan tahun lalu, ada tujuh orangutan terserang ISPA dan beberapa lainnya terkena iritasi mata. Sementara itu, pada 2010 sedikitnya ada 20 orangutan yang terkena ISPA.
Sebagai langkah antisipasi, selama asap masih pekat Yayasan BOS mengurangi aktivitas “sekolah hutan”. Semula dimulai pukul 07.00-16.00, sekarang dibatasi menjadi 08.00-15.00.
Adapun, yang dimaksud “sekolah hutan” ialah sekolah untuk melatih keahlian dasar anak orangutan, sebagai syarat satwa tersebut bisa dilepasliarkan ke habitat asal.
Monterado menyebutkan, asupan makanan dan minuman orangutan ikut diimbangi. Pihaknya juga menjaga agar kebakaran tidak sampai merembet ke wilayah Arboretum Nyaru Menteng, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Pada 8 September, total titik panas di Kalimantan Tengah mencapai 653. Sebanyak 63 persen terjadi di wilayah gambut. Maturidi