Boroko, Ekuatorial – Kekeringan yang melanda Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara, mulai berdampak pada produksi pangan. Ratusan hektare sawah dan ladang jagung diprediksi gagal panen.

Kepala Bidang Pertanian, Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Bolaang Mongondow Utara, Syafrudin Pontoh, mengatakan bahwa luas sawah terdampak kemarau mencapai 554 hektare. Dari total luas sawah kabupaten 5.633,09 hektare.

“Demikian pula untuk jagung. Dari luas lahan 7.200 hektare, yang gagal produksi saat ini sebesar 434 hektare,” kata Syafrudin.

Menurut dia, kegagalan produksi tersebut tergolong besar. Hitungannya, potensi gagal produksi mencapai 2.770 ton untuk padi sawah, 80 ton untuk padi ladang, dan 2.430 ton untuk jagung.

Untuk mengantipasi kondisi tersebut meluas, pemerintah kabupaten tengah berupaya memompa air ke lahan-lahan yang terdampak kemarau. “Tapi hasilnya kurang maksimal, karena kondisi alam saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan hujan. Debit air sumur dan anak sungai yang menjadi sumber air untuk mengairi sawah juga sedang turun,” katanya.

Sementara itu, Satrin Paputungan, petani asal Desa Bolangitang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, mengatakan bahwa tiga hektare dari total lima hektare lahan garapannya sudah kekeringan. “Tiap tahun memang ada kemarau, namun tahun ini yang paling parah,” ungkap Satrin. Yoseph Ikanubun

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.