Ekuatorial, Palangka Raya — Kabut asap kebakaran gambut yang menyelimuti Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, bertambah pekat. Jarak pandang hanya 50 meter sepanjang Jumat, 16 Oktober 2015.

Menurut petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Anton Budiono, mulai pukul 11.00 WIB kabut asap pekat menyelimuti Kota Palangka Raya. Bahkan konsentrasi PM10 (debu) mencapai 2.975 mikrogram per meter kubik. “Untuk cuaca, saat ini dikategorikan sangat berbahaya,” katanya.

Anton mengatakan bahwa secara keseluruhan tidak ada angin yang berhembus di Kota Palangka Raya. Sementara itu, 80 persen titik panas masih berada di wilayah Pulang Pisau dan Kapuas, namun tidak terdeteksi oleh citra satelit akibat kabut asap yang tebal,” ungkap Anton.

Jubaidah, warga Palangka Raya, mengeluhkan kondisi kabut asap yang teramat pekat. Ia berharap kondisi tersebut tidak terulang dan pemerintah segera mengambil langkah cepat. “Jangan menunggu ada korban lagi baru pemerintah turun tangan, karena ini juga dosa dari pemerintah sebab banyak lahan yang dibakar secara sengaja,” kata dia.

Pekatnya asap juga membuat udara Kota Palangka Raya berubah menjadi kuning kecokelatan. Pengendara menyalakan lampu kendaraannya agar tidak terjadi tabrakan di jalan raya. Di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, aktivitas penerbangan lumpuh total. “Belum ada pesawat yang take off hari ini,” terang Kepala Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya Usman Efendi kepada Ekuatorial, Jumat (16/10) siang. Maturidi

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.