Posted in

LIPI: KEBUN RAYA SELAMATKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

thumbnailJakarta – Kepunahan keanekaragaman hayati tengah menjadi ancaman paling serius bagi kelangsungan hidup umat manusia. Hal ini karena kehidupan manusia akan sangat bergantung terhadap keanekaragaman hayati tersebut. Oleh karena itu, diperlukan upaya penyelamatan keanekaragaman hayati dari kepunahan. Bagi Indonesia, penyelamatan keanekaragaman hayati dapat dilakukan melalui program pembangunan kebun raya.

Menurut Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Endang Sukara, Jumat (29/10/2010), masalah penyelamatan keanekaragaman hayati dari kepunahan memerlukan dedikasi dari semua pihak, terutama pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Dalam hal ini, program pembangunan kebun raya di daerah seharusnya menjadi prioritas nasional. Sebab, pembangunan kebun raya di daerah yang dirintis oleh LIPI setidaknya memiliki lima pilar.

“Pertama, untuk konservasi tumbuhan dari kepunahan. Kedua adalah sebagai tempat melaksanakan riset untuk menggali potensi dan cara pemanfaatan. Ketiga, menggunakan hasil penelitian ini untuk keperluan pendidikan dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya keanekaragaman hayati,” sambungnya.

Pilar yang keempat, lanjutnya, adalah untuk keperluan melakukan re-introduksi ke alam aslinya (rehabilitasi) dan introduksi kepada masyarakat dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk membangun program pro-poor, pro-job, pro-growth, dan pro-green yang sangat dimungkinkan jika keanekaragaman hayati dimanfaatakan secara baik. “Bahkan banyak kenekaragaman hayati yang kita miliki ini tidak dimiliki bangsa lain. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bisa jadi mempunyai keuntungan absolut,” ucapnya.

Kelima, lanjutnya, adalah dapat dipakai untuk mendorong industri pariwisata dan perbaikan kualitas lingkungan hidup. “Harus diperhatikan introduksi organisme hasil rekayasa genetik atau pemanfaatan tanaman introduksi, seperti sawit, tidak boleh mengganggu apalagi memusnahkan keanekaragaman hayati melalui konversi lahan hutan yang sudah semakin menyusut jumlahnya di Indonesia,” tambahnya.

Program pembangunan kebun raya memang menjadi salah satu pilihan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati dari kepunahan, baik itu jenis tumbuhan maupun hewan. Hal ini sangat penting, mengingat adanya fakta bahwa seperlima jenis hewan bertulang belakang di dunia (mamalia, burung, amfibi, reptil,dan ikan) tengah terancam punah. Dan Indonesia telah mengalami kepunahan jenis yang paling dramatis belakangan ini, yang sebagian besar disebabkan oleh kerusakan atau berkurangnya habitat hutan alam.

Namun, hasil studi yang dirilis oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Keanekaragaman Hayati ke-10 (COP-10 CBD) di Nagoya, Jepang, Kamis (28/10/2010), menyebutkan bahwa kondisi ini bisa saja lebih buruk jika tidak ada upaya konservasi global selama ini.

“Ini merupakan bukti nyata mengapa kita harus kembali dari Nagoya dengan rencana strategis aksi untuk mengarahkan upaya kita bagi kelangsungan keanekaragaman hayati pada dekade mendatang,” ujarDirektur Jenderal International Union for Conservation of Nature (IUCN), Julia Marton-Lefèvre, seperti yang diedarkan dalam siaran pers, Kamis (28/10/2010).

Lebih lanjut, menurutnya, ini adalah genderang perang bagi kita semua – pemerintah, pengusaha, dan warga masyarakat – untuk mengerahkan sumber daya dan menjalankan aksi yang diperlukan. Konservasi memang jalan, tapi konservasi butuh dukungan kita secepatnya. (prihandoko)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.