Posted in

MASYARAKAT MINIM PENGETAHUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

thumbnailJakarta – Sebuah fakta menarik menyebutkan bahwa pengetahuan masyarakat di dunia akan keanekaragaman hayati masih sangat sedikit. Hal ini sangat mengejutkan, mengingat kehidupan dasar manusia di muka bumi ini sangat bergantung pada keanekaragaman hayati tersebut.

Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Endang Sukara, Selasa (26/10/2010), menjelaskan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, namun pengetahuan masyarakat Indonesia akan keanekaragaman hayati masih amat sedikit. Hal ini ternyata juga berlaku secara umum di seluruh dunia, di mana pengetahuan manusia di seluruh dunia terhadap keanekaragaman hayati masih sangat minim.

“Hasil survey di Jepang melaporkan bahwa 58 % orang Jepang tidak tahu kata ‘biodiversity’ (keanekaragaman hayati). Selain itu, survey serupa yang dilakukan di Uni Eropa bahkan melaporkan bahwa ada yang menyangka jika ‘biodiversity’ itu adalah sejenis ‘washing powder’ (sabun cuci),” lanjutnya.

Saat ini, sambungnya, umat manusia telah menyia-nyiakan keanekaragaman hayati yang ada di muka bumi. Untuk kebutuhan pangan saja, manusia hanya menggunakan tidak lebih dari 20 jenis keanekaragaman hayati di dunia. Umat manusia belum banyak belajar dari orang utan, di mana apa yang dimakan hewan ini sudah semestinya dapat juga dimanfaatkan untuk menjadi sumber pangan bagi manusia. Oleh karena itu, diperlukan studi mendasar untuk menjabarkan arti penting keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.

“Riset mendasar untuk mengungkapkan nilai dari keanekaragaman hayati dan mengintegrasikan nilai ini kepada sendi-sendi kehidupan manusia diyakini akan meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya keanekaragaman hayati untuk menjamin kehidupan umat manusia sekarang dan masa yang akan datang,” tambahnya.

Sementara itu, pelaksanaan COP-10 CBD, di Nagoya, Jepang, sejak Senin (18/10/2010) hingga Jumat (29/10/2010). memang menjadi salah satu bentuk tindakan nyata umat manusia terhadap kelestarian keanekaragaman hayati. Hasil dari perundingan antar negara mengenai keanekaragaman hayati tersebut salah satunya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran umat manusia akan arti penting keanekaragaman hayati bagi kehidupan.

Anggota Delegasi Republik Indonesia (DELRI) yang ikut dalam konvensi tersebut, Teguh Triono, Selasa (26/10/2010), menerangkan bahwa sejauh ini pelaksanaan COP-10 CBD berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Proses negosiasi antar negara peserta diindikasikan tidak menghadapi kendala yang berarti. Dokumen keputusan final yang mulai dibahas sejak Senin (25/10/2010) pun akan diresmikan dalam waktu dekat.

“Berbagai isu yang sudah selesai dinegosiasikan antara lain adalah Akses dan Benefit Sharing (ABS), Strategic Planning, Biofuel, dan Financial Mechanism. Sejauh ini, pembahasan mengenai dokumen keputusan berjalan dengan lancar untuk hampir semua isu dan finalisasi dokumen keputusan COP sendiri akan dilakukan pada Kamis (28/10/2010) dan Jumat (20/10/2010),” sambungnya.(prihandoko)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.