Jakarta, Ekuatorial — Enam ponsel pintar kini bertengger di pucuk pohon di setiap sudut hutan konservasi Subayang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Gadget ini berdempetan dengan panel surya yang memasok tenaga listrik agar ponsel itu terus aktif.

Ponsel ini jenis Huawei Ideos U8150 keluaran 2010. Ponsel tenaga surya itu dirancang untuk menguping suara gergaji mesin yang digunakan para perambah untuk menebang pohon. Mikrofon pada gadget itu dimanfaatkan sebagai “telinga” dan begitu suara gergaji mesin terdengar, ponsel langsung mengirim pesan pendek kepada seorang ahli algoritma komputer asal Amerika Serikat, Christopher White.

“Peringatan ini kami teruskan ke polisi kehutanan sehingga penjahat bisa ditangkap,” kata White, seperti dikutip dalam Harian Tempo, Jumat (26/7).

Melalui situs http://rainforest-connection.org, White mengundang sukarelawan dari seluruh dunia untuk menyumbangkan ponsel pintar bekas untuk dipakai dalam penyebaran berikutnya. Pemasangan ponsel di Subayang tercatat sebagai peristiwa monumental. Pasalnya, ini merupakan proyek menguping gergaji mesin untuk pembalakan liar pertama di dunia.

Rencananya ponsel itu akan dipasang di cagar alam lain yang dikelola Kalaweit, seperti Air Tarusan di Sumatera Barat dan Hampapak di Kalimantan Tengah. Ia juga sedang mengembangkan algoritma yang memungkinkan ponsel menyetor hasil pemantauan ke server yang bisa diakses publik.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.