Burmeso, Jubi – Luasnya kawasan konservasi di Papua, membuat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BB KSDA) Papua mengalami kesulitan dalam pengelolaan kawasan dan pemantauan flora dan fauna yang dilindungi Undang-Undang. Demikian dikatakan Kepala Bidang Teknis BB KSDA Papua, Christian Mambor, di Burmeso Ibukota Kabupaten Mamberamo Raya, Sabtu (8/11) lalu.

” Luas hutan di Papua kurang lebih 31,5 Juta Hektar, atau 24 persen dari total luas hutan Indonesia. Sekitar 21 persen dari total luas kawasan konservasi di Indonesia atau 4,4 juta hektar ada di Papua,” kata Mambor, ketika mempresentasekan materi tentang Pengelolaaan Kawasan Konservasi di Papua dan Mekanisme Upaya Perubahan Kawasan Suaka Margasatwa Mamberamo Foja menjadi Taman Nasional pada workshop dan seminar yang diselenggarakan Yayasan Lingkungan Hdup ( Yali Papua ) di Burmeso Ibukota Kabupaten Mamberamo Raya.

Dijelaskan oleh Mambor, pulau Jawa dikelola oleh 15 Unit Pelaksana Teknis, baik Balai Taman Nasional maupun Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Sementara Papua yang luasnya tiga kali pulau Jawa, hanya memiliki tiga UPT, dengan tenaga yang hanya 126 pegawai dan fasilitas pendukung yang terbatas pula.

Dengan kondisi itu, lanjut Mambor, maka mustahil bagi BKSDA Papua dapat melakukan pengelolaan dan pengawasan secara baik terhadap kawasan konservasi di Papua. Akibatnya, aktivitas penyelundupan flora dan fauna endemik yang dilindungi di Papua, menjadi begitu sulit dikendalikan.

Menanggapi kondisi itu, Ketua Dewan Adat Mamberamo, Wempi Bilasi berpendapat, sebaiknya Pemerintah Pusat memperhatikan BKSDA Papua, dengan cara memberikan dana yang besar dan menambah UPT-UPT yang mengelolah kawasan konservasi di Papua, agar hutan Papua dan segala isinya, baik Flora dan Fauna endemik di Papua dapat segera diselamatkan.
“Ini hal yang penting, Pemerintah pusat jangan sepelehkan kondisi ini. Harus segera diwujudkan UPT-UPT itu di Papua dengan didukung oleh pendanaan yang besar. Kalau tidak diseriusi, cepat atau lambat hutan Papua akan rusak total,” tegasnya. (Albert Yomo)

Berita ini telah dimuat di Tabloidjubi Anggota sindikasi Ekuatorial.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.