Universitas Indonesia mendorong perluasan akses pendidikan tinggi. Masih banyak SDM yang tidak bisa kuliah.

Universitas Indonesia (UI) tidak menginginkan adanya mahasiswa gagal studi akibat tidak mampu membayar uang kuliah. Rektor UI Heri Hermansyah menegaskan, pihaknya berupaya mendorong perluasan akses pendidikan, memperkokoh kualitas pendidikan, dan memberi bantuan beasiswa bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“UI berkomitmen mendorong perluasan akses pendidikan, memperkokoh kualitas pendidikan dan memberi bantuan beasiswa bagi masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk menggratiskan kuliah bagi putra putri tenaga Pendidikan dan dosen yang lulus dalam seleksi Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK),” kata Rektor, diakses dari laman resmi, Minggu, 6 Juli 2025.
Diketahui pemerintah menargetkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan penyediaan akses, infrastruktur, dan kualitas pendidikan yang merata di seluruh Indonesia untuk mewujudkan Asta Cita.
Sementara itu, jika merujuk pada data BPS, akses SDM Indonesia terhadap pendidikan tinggi masih menjadi persoalan besar. Meskipun infrastruktur pendidikan tinggi di Indonesia terus bertambah, data menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan tinggi masih belum merata dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Hingga Desember 2024, jumlah total mahasiswa yang tercatat di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sebanyak 8.467.714 orang. Angka ini terdiri dari 3.883.583 mahasiswa di perguruan tinggi negeri dan 4.584.131 mahasiswa di perguruan tinggi swasta, sebagaimana tercatat dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270,20 juta jiwa berdasarkan “Sensus Penduduk 2020 (SP2020)”, maka hanya sekitar 3,13 persen penduduk Indonesia yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Ini menunjukkan bahwa sekitar 96,87 persen penduduk belum atau tidak sedang mengakses pendidikan tinggi, baik karena belum masuk usia kuliah, putus sekolah, atau tidak memiliki kesempatan dan sumber daya yang memadai untuk melanjutkan ke jenjang tersebut.
Dari sisi kelembagaan, terdapat 2.937 perguruan tinggi yang berada di bawah koordinasi kementerian—terdiri dari 125 perguruan tinggi negeri dan 2.812 perguruan tinggi swasta. Meskipun secara kuantitas jumlah ini tampak besar, persebaran dan kapasitasnya belum sepenuhnya menjawab kebutuhan akses yang setara di seluruh wilayah Indonesia, apalagi jika mempertimbangkan aspek mutu, biaya pendidikan, dan kendala geografis.
Dengan fakta bahwa lebih dari 260 juta penduduk belum terwakili dalam angka partisipasi pendidikan tinggi, tantangan akses menjadi persoalan mendasar. Pendidikan tinggi yang seharusnya menjadi pintu mobilitas sosial masih belum dapat dinikmati secara luas oleh mayoritas warga negara.
Wilayah 3 T
Rektor UI Heri Hermansyah mengatakan, UI bagian dari ekosistem pendidikan nasional berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif.
“Salah satunya memberikan kesempatan anak bangsa dari wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) untuk dapat menimba ilmu di Kampus UI,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, pihaknya menjamin masyarakat yang putra-putrinya lulus seleksi masuk program sarjana di UI melalui UTBK namun memiliki kemampuan ekonomi terbatas untuk mendapatkan uang kuliah tunggal (UKT) berkeadilan. Bahkan, tambah Prof Heri, pihak universitas bisa menanggung biaya kuliah mahasiswa apabila benar-benar tidak mampu.
“Apabila ada yang lolos masuk UI dan tidak mampu membayar UKT terendah, maka akan kita jadikan anak angkat,” kata Heri.
Lebih lanjut, Heri menyebutkan, saat ini UI menyediakan jalur masuk bagi putra-putri dari daerah 3T, berdasarkan prestasi untuk program Sarjana dan Vokasi, jalur masuk meliputi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB), dan Seleksi Jalur Prestasi (SJP).
UI juga menyediakan program beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) dari pemerintah dengan skema ADik Wilayah Papua dan ADik Daerah Khusus/3T. Selain itu, jalur SIMAK Pascasarjana tersedia untuk program Magister, Profesi, Spesialis, dan Doktor.
Tahun ini, setidaknya ada 48 calon mahasiswa baru dari daerah 3T yang diterima di UI melalui jalur SNBP dan tersebar di 35 program studi. Sebanyak 9 calon di antaranya adalah penerima KIP Kuliah. UI juga membuka kesempatan bagi putra-putri daerah untuk mengikuti pendidikan kelas dunia melalui Program Kelas Khusus Internasional yang memberi peluang mobilitas dan pengembangan kepemimpinan internasional.
Guna memperluas akses pengembangan SDM, UI juga telah bekerja sama dengan Kementerian Transmigrasi untuk mendukung program-program pembanguan SDM dalam memberi akses pendidikan di wilayah transmigrasi. Program Transmigrasi Patriot yang disandingkan dengan Beasiswa Patriot dari Kementerian Transmigrasi diharapkan dapat menjadi salah satu kanal bagi UI dalam mewujudkan Pendidikan yang inklusif.
Dengan semangat, Unggul Impatcful untuk Indonesia, UI berkomitmen untuk mendukung perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi secara global, serta menjadi advisory agent yang profesional bagi penyelenggaraan negara khususnya dalam memperkuat program-program pembangunan manusia.