FEB UGM dan Unismuh Makassar berkomitmen menciptakan lingkungan kampus yang hijau dan berkelanjutan.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar terus memperkuat komitmen dalam menciptakan lingkungan kampus yang berkelanjutan melalui berbagai program pengelolaan sampah dan energi. Kedua kampus menjalankan sejumlah inisiatif yang melibatkan sivitas akademika untuk mewujudkan perilaku ramah lingkungan dan efisiensi energi.
FEB UGM dorong pengelolaan sampah
FEB UGM mengembangkan berbagai program pengelolaan sampah sebagai bagian dari komitmen mewujudkan lingkungan kampus hijau. Kepala Kantor Administrasi FEB UGM, Nur Bakti Susilo menjelaskan bahwa fakultas mendorong penerapan prinsip 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, dan Replant) dalam aktivitas harian sivitas akademika.
“Untuk mengurangi timbulan sampah, terutama sampah botol plastik sekali pakai, kami mendorong mahasiswa, dosen, serta staf profesional untuk menggunakan tumbler maupun tas belanja,” jelasnya, dikutip dari laman resmi, Jumat, 5 Desember 2025
Selain mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, FEB UGM mengarahkan seluruh proses bisnis agar berbasis teknologi informasi untuk mengurangi dokumen fisik. Fasilitas pemilahan sampah juga disediakan dengan tiga kategori: organik, anorganik, dan daur ulang.
“Untuk sampah organik seperti kita kelola dan olah menjadi pupuk dengan pembuatan biopori di lingkungan kampus FEB UGM. Sedangkan untuk sampah sisa makanan kita olah menjadi pakan ikan dan unggas,” tuturnya.
Upaya ini dibarengi program penghijauan melalui penanaman pohon dan tanaman di sekitar kampus.
Sampah daur ulang yang telah dipilah dijual kepada pengepul, dan hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial. “Setiap harinya kami melakukan penimbangan dan pencatatan sampah sesuai jenisnya untuk mengetahui tren sampah yang dihasilkan,” jelas Nur Bakti.
Inisiatif keberlanjutan FEB UGM juga mencakup penggunaan energi terbarukan melalui pemasangan panel surya. Langkah ini bertujuan menghemat listrik sekaligus mengurangi emisi karbon. Fakultas terus memperluas partisipasi sivitas akademika melalui edukasi berkelanjutan, termasuk dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang digelar UGM di PIAT pada 20 Februari 2025.
“Berbagai inisiatif yang telah dijalankan ini selaras dengan misi FEB UGM dalam membangun lingkungan yang berkelanjutan dan ini menjadi gerakan bersama seluruh mahasiswa, dosen, dan staf profesional,” pungkasnya.
Unismuh Makassar libatkan mahasiswa internasional dalam gerakan kampus hijau
Di Makassar, gerakan peduli lingkungan digerakkan oleh mahasiswa Unismuh Makassar melalui kampanye “Gerak Bersama untuk Kampus Hijau” yang diselenggarakan Kelompok 21 KKP–PM FISIP. Kegiatan pada 11 November 2025 itu mengajak mahasiswa, termasuk peserta internasional, untuk memahami pemilahan sampah sejak dari sumber.
Konsep Bank Sampah SWSC (Sustainable Waste Solution Center) diperkenalkan sebagai upaya mengintegrasikan ekonomi sirkular ke lingkungan kampus. Melalui SWSC, sampah anorganik dapat ditukar menjadi barang bernilai guna atau uang.
Dosen pembimbing kegiatan, Fatmawati, mengapresiasi inisiatif mahasiswa.
“Kegiatan ini menunjukkan kepedulian nyata mahasiswa terhadap isu lingkungan. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi menerapkannya secara konkret melalui kolaborasi dengan SWSC,” ujarnya.
“Program ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah dapat bernilai ekonomi sekaligus melestarikan lingkungan,” tambahnya.
Ketua Kelompok 21, Widia Astuti, menegaskan bahwa kampanye tersebut adalah bentuk tanggung jawab mahasiswa.
“Tema ‘Gerak Bersama untuk Kampus Hijau’ bukan sekadar slogan, tetapi ajakan bertindak nyata. Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa setiap tindakan kecil, seperti memilah sampah, bisa memberi dampak besar,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menarik partisipasi mahasiswa internasional, termasuk Abdi, mahasiswa asal Kenya.
“Di Kenya kami juga punya program daur ulang, tetapi di sini saya melihat mahasiswa lebih aktif terlibat. SWSC memberi contoh bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan semua pihak,” katanya.
“Saya ingin memperkenalkan konsep seperti SWSC agar mahasiswa di negara saya juga bisa berperan aktif dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.
Melalui kolaborasi dengan SWSC, kegiatan mahasiswa Unismuh Makassar memperkuat edukasi lingkungan, pemilahan sampah, dan ekonomi sirkular. Kampanye “Gerak Bersama untuk Kampus Hijau” menjadi contoh bahwa gerakan kecil dapat memberi dampak besar ketika dilakukan bersama.
