Inisiatif kolaboratif di Berau bertajuk Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI) membuktikan bahwa produktivitas tambak dan kelestarian mangrove bisa selaras.

Di pesisir Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sebuah dilema klasik kerap menghantui masyarakat pesisir: memilih antara ekonomi atau ekologi. Selama bertahun-tahun, pembukaan lahan untuk tambak udang sering kali berarti mengorbankan hutan mangrove, benteng alami pesisir yang vital. Namun, di Desa Pegat Batumbuk dan Tabalar Muara, narasi tersebut kini mulai berubah.

Selama tiga tahun terakhir (2022-2025), sebuah inisiatif kolaboratif bertajuk Program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI) telah berjalan untuk membuktikan bahwa produktivitas tambak dan kelestarian mangrove tidak harus saling meniadakan.

Program ini merupakan buah kerja sama antara Chevron, Pemerintah Kabupaten Berau, organisasi pembangunan internasional Pact, serta lembaga nirlaba konservasi lokal. Misi utamanya adalah mengatasi degradasi mangrove akibat alih fungsi lahan dengan memperkenalkan pendekatan baru yang disebut SECURE.

Menata ulang cara bertambak

Inti dari perubahan di Berau adalah pendekatan SECURE. Metode ini menata ulang area pesisir menjadi zona budidaya, restorasi, dan perlindungan yang terintegrasi.

Alih-alih membuka lahan seluas-luasnya yang merusak hutan bakau, para petambak diajarkan untuk mendapatkan hasil panen yang stabil di lahan yang lebih kecil. Hal ini menciptakan ruang bagi pemulihan mangrove di sekitar tambak.

Untuk mewujudkan hal ini, para petambak di pesisir Berau mengikuti sekolah lapang (Field School) yang intensif. Dengan 15 modul pembelajaran, mereka mempelajari segala hal mulai dari pemetaan ekosistem hingga perencanaan usaha akuakultur (aquaculture). Tak berhenti di situ, program training-of-trainers (ToT) digelar agar ilmu tersebut dapat terus diwariskan di tingkat komunitas.

Hasilnya nyata di lapangan. Dengan mengadopsi metode pembenihan udang terbaru, tingkat kematian dini pada benih udang berhasil ditekan. Produktivitas meningkat meski lahan yang digunakan lebih efisien.

Hasil panen para petambak udang di Berau, Kalimantan Timur.

Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, melihat langsung transformasi ini. Ia mengapresiasi kolaborasi lintas pihak yang berhasil mengubah wajah pertambakan di wilayahnya.

“Upaya ini penting, karena ekosistem mangrove yang sehat juga mendukung upaya produktivitas perikanan, memberikan sumber pendapatan, perlindungan, serta kontribusi pada ketahanan pangan dan sosial, juga pelestarian lingkungan. Saya melihat perbedaan yang jelas antara tambak udang sebelum dan sesudah menerapkan pendekatan SECURE,” ujar Sri Juniarsih Mas.

Lonjakan ekonomi masyarakat

Keberhasilan memulihkan lingkungan ternyata berbanding lurus dengan kesejahteraan dompet petambak. Antara tahun 2022 hingga 2025, rata-rata pendapatan rumah tangga di desa-desa sasaran meningkat hampir 50 persen. Secara spesifik bagi para petambak, terjadi peningkatan pendapatan langsung hingga 12 persen pada periode 2023-2025.

Lonjakan ini bukan kebetulan. Selain produktivitas yang membaik, para petambak kini kembali mengaktifkan tambak-tambak yang dulunya tidak produktif dengan metode SECURE. Pendapatan mereka pun kini lebih beragam, mulai dari ekowisata hingga produk olahan hasil laut.

Karen Rawls, Senior Manager Community and Reputation Chevron USA, menegaskan komitmen perusahaannya dalam inisiatif ini.

“Program MESTI merupakan contoh bagaimana kami mendukung masyarakat lokal sekaligus mendorong praktik pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab,” kata Karen Rawls.

Perempuan dan energi terbarukan

Dampak program MESTI meluas hingga ke dapur-dapur rumah tangga dan memberdayakan kaum perempuan. Sebanyak tiga koperasi usaha telah dibentuk dengan total 53 anggota perempuan. Mereka mengolah hasil tambak menjadi produk bernilai tambah, seperti terasi dan stik kepiting, yang kini membidik pasar ekspor premium.

Perempuan anggota koperasi usaha mengolah hasil tambak

Menariknya, proses produksi ini didukung oleh inovasi energi hijau. Dengan bantuan sistem tenaga surya berkapasitas 5 kWp yang didanai Chevron, koperasi kini dapat mengoperasikan blender, mesin sealer, dan pendingin dengan lebih efisien. Koperasi ini tercatat menghasilkan pendapatan kolektif rata-rata Rp 40 juta per bulan.

David Bonnardeaux, Director Environment and Clean Energy di Pact, menyebut bahwa keberhasilan di Berau adalah bukti keseimbangan baru.

“Kemajuan ini menunjukkan bahwa kesejahteraan bisa tercapai apabila terdapat keseimbangan. Bagi keluarga di Tabalar Muara dan Pegat Batumbuk, hutan mangrove dan tambak udang kini bukan lagi bertentangan, melainkan selaras,” ujar David Bonnardeaux.

Kini, meskipun program pendampingan telah berakhir, masyarakat di Pegat Batumbuk dan Tabalar Muara melanjutkan praktik tambak berbasis SECURE secara mandiri. Di atas lahan percontohan seluas 110 hektar, mereka telah membuktikan bahwa menjaga alam adalah cara terbaik untuk menjaga masa depan ekonomi mereka.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses