Dua kampus di Jakarta berinovasi dalam pemanfaatan energi bersih untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (UIN Syarif Hidayatullah)
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (UIN Syarif Hidayatullah)

Dua kampus di Jakarta mengambil langkah berbeda namun saling melengkapi dalam mempercepat pemanfaatan energi bersih. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mulai memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap berkapasitas 270,17 kWp, sementara Universitas Pertamina (UPER) meresmikan Sustainability Center (SUPER) sebagai pusat riset dan pengembangan talenta energi hijau.

Pada 5 Juni 2025, UIN Jakarta menandatangani kerja sama penyewaan PLTS Atap selama 15 tahun dengan PT Agra Surya Energy. Panel surya akan dipasang di sejumlah gedung utama—Rektorat, Auditorium Harun Nasution, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), serta Fakultas Sains dan Teknologi (FST).

Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi kampus untuk menurunkan konsumsi listrik konvensional dan memperkuat komitmen keberlanjutan. PLTS nantinya menjadi aset kampus setelah masa sewa berakhir.

“Ini menjadi momen penting bagi UIN Jakarta karena mendukung langsung visi misi kampus, khususnya dalam aspek keberlanjutan dan energi terbarukan,” ujar Asep, diakses Kamis, 11 Desember 2025.

Komisaris Utama PT Agra Surya Energy A.M. Fachir menilai inisiatif ini dapat mendorong kampus lain untuk mengadopsi teknologi energi bersih.

“Program green campus ini semoga kelak menjadi budaya, bukan sekadar tuntutan. UIN Jakarta bisa menjadi model bagi kampus lain, karena keutamaan ada pada mereka yang memulai,” tutur Fachir.

Mendukung net zero emissions

Pada 11 Agustus 2025, UPER meluncurkan Sustainability Center Universitas Pertamina (SUPER) yang diposisikan sebagai pusat kajian, kolaborasi, dan pengembangan keterampilan keberlanjutan. Peluncuran dilakukan bersamaan dengan rilis Peta Jalan Net Zero Emissions (NZE) Pertamina.

SUPER menangani riset bahan bakar rendah karbon seperti biodiesel B40, kebijakan carbon capture and storage (CCS), hingga penyusunan peta jalan dekarbonisasi dan SDGs Pertamina Grup. Sejak dibuka pada Januari 2024, pusat ini juga bekerja bersama SDG Hub Bappenas dalam penyusunan RPJPN 2025–2045.

Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan menegaskan perlunya SDM yang memahami energi bersih.

“Pertamina memiliki Universitas Pertamina untuk mencetak talenta berkualitas yang mendukung tujuan tersebut,” ujar Mochamad Iriawan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menambahkan bahwa kampus dapat menjadi penghasil pemimpin masa depan di sektor energi.

“Melalui Universitas Pertamina akan lahir generasi pemimpin energi berwawasan global, terampil dalam keberlanjutan, dan inovatif,” kata Rachmat.

Rektor UPER Wawan Gunawan A. Kadir menyebut SUPER berfungsi sebagai talent pipeline yang mengintegrasikan riset, kurikulum, dan pengabdian masyarakat. Kolaborasi internasional dengan Yale University, Bergen University, Kyushu University, Tongji University, dan University of Auckland memperkuat program sertifikasi seperti ISO 14064 dan ISO 50001.

“SUPER memadukan tiga fungsi pusat keberlanjutan, yaitu data inventory hub untuk pendokumentasian dan rekomendasi perbaikan berbasis SDGs, pusat riset pada isu keberlanjutan prioritas, serta pengintegrasi Tridarma—pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat—dalam isu multidisiplin,” katanya.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses