“Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam tatanan politik dunia di masa depan,” ujar Chalid Muhammad dari Institut Hijau Indonesia. “Dengan syarat memiliki kedaulatan penuh termasuk kedaulatan atas air, pangan, energi, serta kenekaragaman hayati hutan hujannya,” lanjutnya menanggapi realitas pembangunan di Indonesia yang makin tersandera oleh kepentingan pihak asing.

Chalid juga menegaskan bahwa setidaknya terdapat tiga hal yang harus dilakukan calon presiden yang ikut bertarung dalam Pemilihan Umum mendatang, antara lain membuat janji politik terkait perlindungan alam, melibatkan rakyat untuk pemulihan lingkungan hidup serta melakukan renegosiasi dengan perusahaan-perusahaan asing yang banyak menguasai sektor strategis di wilayah Indonesia.

Dalam konferensi pers bertajuk “Menyambut Pemilu 2014: Pembangunan Rendah Karbon Berbasis Hak sebagai Masa Depan Indonesia” yang diselenggarakan oleh HuMa (Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis), Andiko, Direktur Eksekutif HuMa ini dalam kritikannya terhadap kebijakan lingkungan pemerintah menjadikan program REDD+ sebagai contoh kasus.

“Proyek REDD+ dengan dukungan dana puluhan triliun seringkali dirasakan tidak mengakar. Banyak hak rakyat di daerah, khususnya yang berada di kawasan restorasi terampas dikarenakan penerapan proyek ini,” tegasnya.

Andiko menilai bahwa program REDD+ perlu terus dicermati agar kemudian tidak membatasi atau mengubah hidup puluhan juta orang yang bergantung pada hutan. Beberapa peraturan perundang-undangan terkait kehutanan dianggap perlu direvisi untuk pemenuhan hak tenurial masyarakat adat dan lokal, diantaranya UU Kehutanan, UU Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H), dan UU Konservasi.

Selain itu, HuMa juga menyoroti Putusan MK 35 tahun 2012 tentang pengakuan status hutan adat dalam UU Kehutanan dan implementasi desa adat dalam UU Desa. Sebagai putusan yang kondusif bagi pemenuhan hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal, penerapan REDD+ seharusnya mendukung implementasi putusan tersebut. Azhari Fauzi

There are no comments yet. Leave a comment!

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.