Spesimen ikan ini ditemukan di sejumlah lokasi, termasuk Danau Wis, Danau Jempang, dan beberapa anak sungai Mahakam.
Para ilmuwan kembali menemukan spesies ikan endemik baru yang lama tersembunyi di dalam air tawar Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Tubuhnya kecil, panjangnya tak sampai sembilan sentimeter, dengan lima hingga enam garis hitam di sisi tubuhnya. Ikan itu kemudian diberi nama Desmopuntius mahakamensis, nama yang diambil dari nama sungai tempat ia hidup dan berkembang.
Penemuan ini diumumkan melalui publikasi ilmiah di jurnal ZooKeys pada 2025, setelah para peneliti melakukan kajian morfologi dan analisis genetik terhadap puluhan spesimen yang dikumpulkan dari Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Spesies ini termasuk keluarga Cyprinidae dan menjadi anggota kesembilan dalam genus Desmopuntius yang telah dikenali secara ilmiah.
Jurnal tersebut menjelaskan, D. mahakamensis memiliki kombinasi ciri khas yang membedakannya dari kerabat terdekat. Selain pola garis lateral yang jelas, ikan ini memiliki perbedaan jumlah sisik, bentuk sirip, serta jarak anatomi tertentu yang konsisten pada individu dewasa. Analisis DNA menunjukkan jarak genetik yang signifikan, antara 7 hingga 13 persen dibandingkan spesies Desmopuntius lain, sehingga memperkuat kesimpulan bahwa ikan ini adalah spesies yang benar-benar baru.
Spesimen ikan ini ditemukan di sejumlah lokasi, termasuk Danau Wis, Danau Jempang, dan beberapa anak sungai Mahakam. Hingga kini, D. mahakamensis hanya diketahui hidup di sistem Sungai Mahakam, menjadikannya spesies endemik dengan sebaran yang sangat terbatas.
Tantangan hidup hayati di Mahakam
Kabar gembira penemuan ikan endemik baru ini bersamaan dengan kenyataan yang lebih kompleks. Sungai Mahakam bukanlah ekosistem yang stabil. Dalam dua dekade terakhir, daerah aliran sungai ini mengalami tekanan berat akibat perubahan bentang alam. Deforestasi di hulu, ekspansi pertambangan batu bara, serta pembukaan lahan skala besar telah mengubah struktur ekologis sungai.
Salah satu dampak paling nyata adalah meningkatnya sedimentasi. Hilangnya tutupan hutan membuat tanah mudah tererosi dan terbawa arus ke badan sungai. Endapan lumpur menutupi dasar perairan dan danau banjiran Mahakam, mengubah habitat yang selama ini menjadi tempat hidup ikan-ikan kecil dan spesies endemik. Bagi ikan seperti D. mahakamensis, perubahan mikrohabitat ini dapat berdampak langsung pada kemampuan bertahan hidup dan berkembang biak.
Aktivitas pertambangan batu bara turut membawa risiko pencemaran. Limpasan air tambang memiliki kandungan material tersuspensi dan potensi logam berat yang menurunkan kualitas air. Spesies air tawar berukuran kecil, dengan toleransi lingkungan yang sempit, menjadi kelompok paling rentan terhadap perubahan ini. Dalam kondisi tertentu, penurunan kualitas air dapat menyebabkan penurunan populasi sebelum ancaman tersebut terdeteksi secara kasat mata.
Di wilayah hilir, tekanan datang dari pertumbuhan pemukiman dan aktivitas perkotaan. Limbah domestik, sampah plastik, dan pencemaran organik memperparah degradasi sungai. Sungai Mahakam, yang membentang hampir 920 kilometer dan menjadi tumpuan hidup masyarakat lokal, kini harus menanggung beban ekologis yang terus meningkat.
Menjaga sungai, menjaga kehidupan
Penemuan D. mahakamensis menjadi lebih dari sekadar temuan akademik. Spesies ini adalah penanda bahwa Sungai Mahakam masih menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi, tetapi juga menunjukkan betapa rapuhnya sistem tersebut. Banyak spesies air tawar endemik berisiko terancam bahkan sebelum status konservasinya sempat ditetapkan.
Para peneliti menekankan bahwa perlindungan spesies air tawar tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan ekosistem sungai secara menyeluruh. Konservasi tidak cukup dilakukan melalui pendekatan spesies tunggal, tetapi harus mencakup perlindungan daerah aliran sungai dari hulu hingga hilir, pengendalian aktivitas ekstraktif, serta pemulihan habitat perairan.
Bagi Sungai Mahakam, ikan kecil ini turut menjaga keanekaragaman hayati air tawar yang berarti menjaga sungai itu sendiri. Sungai yang memberikan ruang hidup, sumber kehidupan, dan warisan ekologis yang tidak tergantikan.
