Saat ini, perairan di Nusa Tenggara Timur mengalami degradasi akibat penggunaan bom ikan dan potasium. Selain itu, terjadinya penangkapan ikan pelagis yang berlebihan dan rusaknya 75% tutupan terumbu karang dan rusaknya habitat lamun yang diakibatkan kegiatan mencari ikan pada saat air surut. Pengajar Ekologi Perairan Universitas Muhammadiyah Kupang Rusydi mengemukakannya sewaktu ditemui di sela Workshop Konservasi Kelautan yang diselenggarakan The Nature Conservancy dan Society of Indonesian Environmental Journalists di Kupang pekan lalu.
Related Posts
45 tahun perjuangan WALHI, denyut nadi keadilan untuk bumi pertiwi
Oktober 15, 2025
45 tahun WALHI bukanlah garis finis. Selama kerakusan masih menjadi panglima pembangunan, perjuangan untuk keadilan ekologis terus berlanjut.
Bagaimana VinFast berjuang menjernihkan langit Indonesia?
Oktober 9, 2025
Apakah VinFast dengan strategi ekosistemnya yang berani akan menjadi kekuatan yang akhirnya membantu mengubah langit kelabu itu menjadi biru?
Dari kilau surya dan jantung bumi ke jalan raya
Oktober 3, 2025
Swasembada energi dari hulu ke hilir: energi bersih dari sumber daya domestik, digunakan untuk transportasi tanpa emisi.