Riset terhadap limbah kerang hijau diharapkan mampu menghasilkan daya hambat terhadap C. albicans, bisa dimanfaatkan menjadi pengobatan.

Tim mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan riset untuk mengetahui ragam mikroorganisme kitinolitik yang terdapat dalam air laut menggunakan substrat kitin hasil fungsionalisasi limbah kerang hijau.
Limbah kerang hijau dalam penelitian ini didapatkan dari pesisir Pantai Kejawanan, Kota Cirebon. Tim riset terdiri atas Rahadhyan Adnyanaschah selaku ketua dan beranggotakan Dzava Prawinsyah Fairus Ismail, Bintang Satrio Mahardika, Yolla Adellia Putri, dan Nafis Shafa.
Riset di bawah bimbingan dosen Tina Rostinawati ini berhasil mendapatkan pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) Kemdikbudristek 2024.
“Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam mengatasi pertumbuhan jamur penyebab kandidiasis. Kandidiasis sendiri merupakan penyakit infeksi jamur oportunistik spesies Candida, termasuk Candida albicans,” demikian keterangan resmi diakses Selasa, 23 Juli 2024 dari laman Unpad.
Spesies tersebut diketahui memiliki dinding sel yang tersusun oleh senyawa kitin. Dengan demikian, salah satu upaya dalam mengatasi pertumbuhan jamur penyebab kandidiasis tersebut adalah dengan merusak kitin yang terkandung di dalamnya.
Untuk merusak kitin pada C. albicans, diperlukan aktivitas kitinolitik (kitin dan litik/lisis yang berarti memecah) yang dimiliki oleh enzim kitinase pada beberapa mikroorganisme.
Mikroorganisme dengan aktivitas ini banyak ditemukan di air laut karena banyaknya kandungan kitin yang terdapat pada biota laut seperti udang dan kerang. Jenis dan ragam mikroorganisme kitinolitik nantinya dapat diketahui melalui proses penapisan bakteri kitinolitik.
“Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait ragam mikroorganisme kitinolitik yang berpotensi sebagai antikandidiasis sekaligus mengatasi penumpukkan limbah di ekosistem laut dengan memanfaatkan kembali sumber daya yang dimiliki laut itu sendiri,” kata Rahadyan.
Isolat air laut Pantai Kejawanan dalam penelitian ini diperoleh pada tiga jarak berbeda, yakni 5,00 km; 5,08 km; dan 5,18 km dari pesisir pantai. Tujuannya untuk mengetahui perbedaan ragam mikroorganisme kitinolitik dari masing-masing jarak tersebut.
Berdasarkan pengujian laboratorium, telah ditumbuhkan bakteri-bakteri dari isolat air laut melalui media substrat kitin dari cangkang kerang hijau.
Hal tersebut membuktikan bahwa pada air laut terdapat mikroorganisme dengan aktivitas kitinolitik sehingga dapat tumbuh dalam media kitin. Bakteri yang telah didapatkan selanjutnya dikarakterisasi secara morfologi, pewarnaan gram, dan uji biokimia.
Hasil penapisan juga akan dispesifikasi terkait identitas bakteri dan dianalisis hubungan kekerabatannya dengan bakteri-bakteri lainnya.
Adapun pengujian lainnya berupa penentuan aktivitas kitinolitik dari enzim kitinase menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis serta penentuan aktivitas antikandidiasis terhadap C. albicans melalui uji daya hambat.
“Mikroorganisme kitinolitik ini diharapkan mampu menghasilkan daya hambat yang baik terhadap C. albicans, sehingga nantinya mikroorganisme ini bisa dimanfaatkan menjadi pengobatan yang aman untuk kandidiasis,” ujar Rahadhyan.