Instalasi bambu ini menggabungkan tradisi Bali dan Tiongkok, memiliki pesan budaya lokal dan keberlanjutan.

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Teknik (FT) yang tergabung dalam Team U berhasil menciptakan inovasi Lengkongliu, yakni instalasi bambu modular yang menghidupkan tradisi lokal melalui pengalaman visual dan kinetik.
Instalasi yang menggabungkan tradisi Bali dan Tiongkok ini berbasis performa yang mengoptimalkan bentuknya untuk merespons potensi lokasi serta memadukan simbolisme budaya dengan permainan artistik cahaya, bayangan, dan gerakan.
Lengkongliu dibuat dari bambu dan rotan yang diolah dengan teknik sambungan tradisional. Selain memanfaatkan kain, beton, dan baja untuk mendukung struktur dan estetika, layar Lengkongliu dirancang sebagai penangkap angin (wind catcher) yang mengarahkan angin untuk menggerakkan instalasi.
Lengkongliu memiliki tiga keunggulan utama, yakni desain berbasis performa yang mengoptimalkan potensi lingkungan seperti aliran angin; konsep berakar pada tradisi lokal Bali dan Tiongkok; serta sistem modular untuk mempermudah proses konstruksi yang menjadikannya efisien dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan lokasi.
Di bawah bimbingan guru besar Departemen Arsitektur FTUI, Prof. Ir. Antony Sihombing, MPD., Ph.D., inovasi ini berhasil diciptakan oleh Tim U terdiri atas tujuh mahasiswa. Empat di antaranya berasal dari jurusan Arsitektur, yakni Vine Novia Pakpahan, Jasmine Arindita Khalis A, Syahlaisa Afra Amani, dan Luqman Kamaludin; sementaratara tiga lainnya dari jurusan Arsitektur Interior, yaitu Muhammad Izzudin Alqassam, Cecilia Grace Simamora, dan Laura Mellisa.
Menurut Prof. Antony, mahasiswa Arsitektur FTUI sudah terbiasa dan terlatih membuat konsep perencanaan dan perancangan. Saat ini, para mahasiswa tengah mengikuti Studio terakhir, yakni Studio Perancangan Arsitektur 5, sehingga sudah berpengalaman.
“Selama kuliah tujuh semester, mahasiswa belajar metode perancangan, sehingga saat membuat inovasi Lengkongliu, mereka lebih mudah tune in dan cepat membuat konsep yang sesuai. Rancangan mereka kontekstual antara material bambu dan unsur angin, lalu dibangun dengan skala 1:1 di China,” kata Prof. Antony, diakses dari laman resmi, Selasa, 4 Maret 2025.
Berkat inovasi Lengkongliu, Team U berhasil meraih dua juara dalam ajang “2024 Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area, Association of Southeast Asian Nations International Colleges and Universities Construction Competition”.
Kompetisi ini merupakan ajang konstruksi terbesar di Tiongkok yang telah berlangsung selama 23 tahun. Mahasiswa arsitektur ditantang untuk merancang dan membuat paviliun seni inovatif dalam skala 1:1 menggunakan bambu sebagai bahan utama. Tahap pertama kompetisi berlangsung secara terpisah di enam negara, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Laos, dan Guangzhou, Tiongkok.
Pada kompetisi yang diselenggarakan oleh The School of Architecture at South China University of Technology dan Guangzhou Nansha Bird Park, Team U meraih Juara 1 untuk Indonesia Division dan Juara 2 di tingkat internasional. Pengumuman tingkat regional Indonesia diadakan di Fakultas Teknik dan Perencanaan, Program Studi Arsitektur, Universitas Warmadewa, Bali, pada 26 Oktober 2024, sedangkan pengumuman tingkat internasional dilaksanakan pada 16 Desember 2024.
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., berharap inovasi Team U dapat menumbuhkan kreativitas dan mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi desain arsitektur. Tak hanya memenangkan kompetisi, Lengkongliu akan direalisasikan di Guangzhou sebagai bagian dari pameran internasional The Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area and ASEAN International Colleges and Universities Construction Competition.
“Ke depannya, instalasi ini diharapkan menjadi contoh penerapan arsitektur yang adaptif terhadap potensi lokasi sekaligus menginspirasi inovasi berbasis budaya,” ujarnya.
- Bahaya bahan kimia plastik pada kesehatan, peneliti Unpad kembangkan plastik ramah lingkunganLebih dari 13.000 jenis bahan kimia plastik digunakan secara global. Dari jumlah tersebut, lebih dari 3.200 bahan berbahaya bagi kesehatan.
- Warga Dairi mendesak KLHK patuh pada putusan Mahkamah AgungPerusahaan tambang di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara masih beroperasi tanpa persetujuan lingkungan yang sudah dibatalkan Mahkamah Agung.
- Masjid Al Muharram Brajan gunakan panel surya, teladan transisi energi bersihPanel-panel surya mampu mengurangi emisi karbon. Listrik yang ada saat ini dihasilkan energi kotor batu bara.
- Deforestasi Memicu Krisis Ekologis dan Merusak Keanekaragaman Hayatidi Sumatera UtaraKerusakan hutan di Sumatera Utara menunjukkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Eksekutif Daerah Sumatera Utara mengungkap bahwa deforestasi merupakan penyebab utama rusaknya ekosistem hutan di berbagai kabupaten. Dalam laporan berjudul “Ribak! Risalah Bumi Para Ketua”, WALHI Sumut mencatat kerusakan hutan terjadi di Tanah Karo, Tapanuli Selatan, Dairi, Tapanuli Utara, Toba, Simalungun,… Baca selengkapnya: Deforestasi Memicu Krisis Ekologis dan Merusak Keanekaragaman Hayatidi Sumatera Utara
- WALHI mengkritik proyek panas bumi tidak melibatkan rakyatWahana Lingkungan Hidup Indonesia Eksekutif Daerah Nusa Tenggara Timur (WALHI NTT) menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan pengembangan panas bumi (geothermal) yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pulau Flores. WALHI menilai kebijakan tersebut tidak melibatkan masyarakat secara langsung dan sarat dengan pendekatan top-down yang bertentangan dengan semangat desentralisasi. Pernyataan ini disampaikan… Baca selengkapnya: WALHI mengkritik proyek panas bumi tidak melibatkan rakyat
- Food Estate, jalan lama yang mengkhawatirkan bagi para petaniPemerintah menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Indonesia ditargetkan mampu mencapai swasembada pangan dalam empat hingga lima tahun ke depan. Namun, langkah ambisius ini kembali menempatkan kebijakan food estate sebagai andalan utama, kebijakan yang justru menyimpan rekam jejak penuh masalah di masa lalu. Kebijakan food estate sejatinya bukan hal baru. Program… Baca selengkapnya: Food Estate, jalan lama yang mengkhawatirkan bagi para petani