Untuk menghindari interaksi negatif, minum kopi memerlukan jeda setelah atau sebelum mengonsumsi obat.

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, yang juga sebagai dokter spesialis farmakologi klinik, dr Trisni Untari Dewi, SpFK,
Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, yang juga sebagai dokter spesialis farmakologi klinik, dr Trisni Untari Dewi, SpFK. (IPB)

Kesehatan tubuh optimal tak hanya ditentukan oleh apa yang kita konsumsi, tapi juga kapan kita mengonsumsinya. Kombinasi waktu yang tidak tepat antara kopi dan multivitamin ternyata dapat mengurangi efektivitas penyerapan nutrisi dalam tubuh.

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, yang juga sebagai dokter spesialis farmakologi klinik Trisni Untari Dewi mengingatkan masyarakat mengenai interaksi antara kopi dan multivitamin.

“Kopi adalah minuman berkafein yang merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan kewaspadaan.” Namun, kata dia, konsumsi kopi yang tidak bijak justru bisa mengganggu penyerapan vitamin dan mineral penting lainnya.

Lebih lanjut, dr Trisni menjelaskan bahwa kopi mengandung kafein dan tanin. Dua senyawa ini dapat memengaruhi penyerapan zat gizi tertentu.

“Senyawa tanin yang terkandung dalam kopi dapat membentuk kompleks dengan zat besi sehingga mengurangi penyerapannya di usus,” terangnya, dari laman resmi, diakses Minggu (27/7/2025).

Adapun kafein, jelas dr Trisni, dapat mengurangi penyerapan kalsium di usus dan meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin, yang berisiko pada kesehatan tulang jika konsumsi tinggi dan tidak diimbangi dengan asupan kalsium yang cukup.

“Tak hanya itu, kafein juga terbukti meningkatkan pengeluaran vitamin larut air seperti vitamin C serta vitamin B1 dan B6. Jika dikonsumsi bersamaan, maka manfaat multivitamin bisa berkurang,” jelas dia.

Untuk menghindari interaksi negatif ini, dr Trisni menyarankan agar konsumsi kopi diberi jeda waktu sekitar 1–2 jam setelah mengonsumsi multivitamin atau makanan yang mengandung zat besi dan kalsium.

“Misalnya, jika sarapan pukul 7 pagi dan mengonsumsi vitamin saat itu, maka kopi bisa diminum sekitar pukul 9 pagi,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa menjaga kecukupan air putih setelah minum kopi sangat dianjurkan untuk tetap mempertahankan kesehatan yang prima.

Kopi santan

Minuman kopi semakin populer di masyarakat. Salah satu yang sedang tren adalah coconut milk coffee, minuman kopi yang dicampur sandan.

Menurut Vieta Annisa Nurhidayati, dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi Sekolah Vokasi IPB University, penggunaan santan dalam kopi diperbolehkan selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

“Santan bisa digunakan sebagai krimer, terutama untuk konsumen yang memiliki lactose intolerance maupun yang ingin menghindari produk hewani. Rasanya gurih dan bahkan bisa lebih creamy dibandingkan krimer biasa,” ujar Vieta.

Ia menjelaskan bahwa santan mengandung asam laurat yang bersifat antimikroba dan berpotensi meningkatkan sistem imun. Jenis lemak dalam santan berupa Medium-Chain Triglycerides (MCT), yang lebih mudah dicerna tubuh.

Kendati demikian, Vieta mengingatkan bahwa kandungan lemak jenuh santan cukup tinggi. Karena itu, ia tidak menyarankan untuk dikonsumsi berlebihan.

“Meskipun secara umum aman, santan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang untuk menjaga kesehatan,” kata dia menjelaskan lebih lanjut.

Vieta juga memberikan catatan khusus bagi penderita dislipidemia, gangguan jantung, atau masalah empedu untuk berhati-hati mengonsumsi kopi berbahan campuran santan.

Penggunaan santan dalam kopi bisa menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang menghindari produk susu, mengingat karakteristiknya yang lebih ramah bagi saluran pencernaan.

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses