Tim mahasiswa menghadirkan inovasi berbasis teknologi memilah sampah di Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Mahasiswa Telkom University kembali berperan aktif dalam menghadirkan solusi atas permasalahan lingkungan melalui Program Innovillage 2024. Di Desa Bojongsoang, Kabupaten Bandung, dua tim mahasiswa menghadirkan inovasi berbasis teknologi untuk memilah sampah, baik organik maupun anorganik.
Tim pertama mengembangkan proyek Sampuraya, sebuah aplikasi digital yang fokus pada pengelolaan sampah organik di Dusun II. Aplikasi ini mencatat jumlah sampah, biaya operasional, dan membantu warga dalam mengelola sampah rumah tangga secara mandiri.
Tim kedua menciptakan aplikasi Recyclist, yang memfasilitasi warga RW 07 dan RW 08 dalam pencatatan dan penjualan sampah anorganik secara transparan dan terdigitalisasi.
Kedua aplikasi ini dikembangkan sebagai respon terhadap tantangan lingkungan dan keterbatasan sistem pengelolaan sampah di Bojongsoang. Dukungan dari Karang Taruna, perangkat desa, serta partisipasi aktif masyarakat menjadi elemen penting dalam keberhasilan implementasi kedua inisiatif tersebut.
Pelatihan memilah sampah
Proyek Sampuraya dilaksanakan secara bertahap sejak akhir 2024 dengan pendekatan partisipatif. Langkah awalnya mencakup pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, dilanjutkan dengan edukasi dan pelatihan kepada Karang Taruna serta warga Dusun II. Empat sesi pencerdasan dilakukan dengan fokus pada pengolahan sampah organik menjadi kompos, pencatatan biaya, serta penggunaan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Aplikasi ini menjadi media pendukung bagi Karang Taruna dan warga untuk mengelola sampah rumah tangga secara mandiri, modern, dan berkelanjutan,” ungkap tim Sampuraya, dalam keterangan resmi, diakses Senin (4/8/2025).
Sementara itu, tim Recyclist juga menyelenggarakan kegiatan edukasi dan sosialisasi sejak akhir tahun 2024. Langkah-langkahnya meliputi pelatihan penggunaan aplikasi Recyclist, pembagian keranjang sampah, serta pendampingan warga selama proses adaptasi terhadap sistem digital. Aplikasi ini mencatat jenis sampah, nilai ekonomisnya, serta dampak lingkungan dari aktivitas pengelolaan sampah anorganik.
Dampak dan rencana pemilahan sampah
Pak Lukman, perwakilan perangkat desa, menyampaikan bahwa kehadiran aplikasi Sampuraya memberikan dampak nyata bagi masyarakat. “Kehadiran Sampuraya merupakan solusi konkret yang telah lama dibutuhkan masyarakat,” ujarnya. Ia menilai aplikasi ini mudah digunakan, sistematis, dan memberikan peningkatan kualitas hidup bagi warga.
Recyclist juga memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Aplikasi ini memungkinkan warga menjual sampah anorganik ke bank sampah secara tercatat, serta membangun kesadaran akan nilai ekonomis dari sampah. Selain mendukung SDGs poin 11 dan 13, proyek ini membuka peluang implementasi ekonomi sirkular di tingkat desa.
Ke depan, kedua tim merencanakan pengembangan lebih lanjut. Tim Sampuraya menargetkan perluasan cakupan ke RW lain, pengembangan fitur aplikasi, serta kolaborasi dengan instansi lingkungan dan mitra swasta. Tim Recyclist juga merancang pelatihan lanjutan untuk kelompok rentan digital, replikasi program ke wilayah lain, serta integrasi sistem pengelolaan sampah berbasis teknologi di tingkat desa.