Mahasiswa Unismuh dorong gerakan kampus hijau dari ruang akademik hingga alam terbuka

Gerakan kampus hijau tak berhenti di ruang kelas. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggerakkan agenda lingkungan secara konkret, mulai dari pengelolaan sampah berkelanjutan di lingkungan kampus hingga edukasi ekologis di kawasan wisata alam Danau Tanralili, Kabupaten Gowa.
Dua kegiatan ini menegaskan peran mahasiswa sebagai elemen yang mendorong budaya sadar lingkungan yang berkelanjutan.
Kampanye Kampus Hijau dan Ekonomi Sirkular
Pelataran Kampus Unismuh Makassar menjadi ruang edukasi lingkungan pada Selasa, 11 November 2025. Mahasiswa Kelompok 21 Kuliah Kerja Profesi–Pengabdian Masyarakat (KKP–PM) FISIP Unismuh menggelar kampanye bertajuk Gerak Bersama untuk Kampus Hijau yang melibatkan mahasiswa lintas komunitas, termasuk peserta internasional.
Kegiatan ini menitikberatkan pada edukasi pemilahan sampah dari sumber dan pengenalan konsep Bank Sampah Sustainable Waste Solution Center (SWSC). Melalui skema tersebut, sampah anorganik ditukar menjadi barang bernilai guna atau uang, sebagai praktik ekonomi sirkular di lingkungan kampus.
Dosen pembimbing kegiatan, Fatmawati, menilai inisiatif mahasiswa ini sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap persoalan lingkungan kampus.
“Kegiatan ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya berdampak pada kebersihan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan edukatif,” ujarnya, dalam keterangan resmi.
Ketua Kelompok 21, Widia Astuti, menegaskan bahwa kampanye tersebut bukan sekadar seremonial.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa tindakan sederhana, seperti memilah sampah, dapat memberi dampak besar jika dilakukan bersama,” katanya.
Kegiatan ini juga mendapat respons positif dari mahasiswa internasional. Abdi, mahasiswa asal Kenya, mengaku terinspirasi dengan keterlibatan aktif mahasiswa Unismuh dalam isu lingkungan dan berencana mengadopsi konsep serupa di negaranya.
Edukasi Lingkungan di Danau Tanralili
Sehari sebelumnya, pada 8–9 November 2025, mahasiswa KKP–PM FISIP Unismuh Makassar bersama Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Parigi menggelar program edukasi lingkungan di kawasan Wisata Danau Tanralili, Kabupaten Gowa.
Kegiatan ini dilatarbelakangi meningkatnya persoalan sampah akibat lonjakan jumlah wisatawan di kawasan danau pegunungan tersebut. Mahasiswa dan pelajar Muhammadiyah memasang plang edukatif di sejumlah titik strategis yang memuat informasi jenis sampah terurai dan tidak terurai, termasuk estimasi waktu penguraiannya.
Sekretaris Kelompok KKP–PM XXXI Kelompok XL, Nur Ridha Abiyyah B., mengatakan edukasi persuasif menjadi kunci menjaga keberlanjutan kawasan wisata alam.
“Plang ini kami harapkan menjadi pengingat agar wisatawan lebih bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan,” ujarnya.
Selain aksi teknis, kegiatan ini juga diisi dengan Ngaji Lingkungan, diskusi yang mengaitkan nilai religius dengan tanggung jawab ekologis. Pemerhati lingkungan Muh. Alwi R. Syah menekankan bahwa kesadaran lingkungan perlu ditanamkan sebagai nilai moral, bukan sekadar kebiasaan sesaat.
Kabid Kajian Dakwah Islam PC IPM Parigi, Nur Alim Jariah, menyebut kolaborasi ini sebagai langkah membangun budaya sadar lingkungan sejak dini.
“Edukasi sederhana seperti ini penting untuk membentuk kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Pengelola Wisata Danau Tanralili, Alimin, mengapresiasi inisiatif mahasiswa dan pelajar yang dinilainya sejalan dengan visi desa menjaga wisata berbasis alam.
Dua kegiatan tersebut memperlihatkan bahwa gerakan kampus hijau tidak hanya berbicara tentang kebersihan lingkungan akademik, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial dan ekologis yang lebih luas. Dari pemilahan sampah dan ekonomi sirkular di kampus hingga edukasi lingkungan berbasis nilai di kawasan wisata alam, mahasiswa Unismuh Makassar menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten dan kolaboratif.
- Sampah numpuk, warga Tangsel desak perubahan Ssstem kelola TPA Cipeucang
- Mahasiswa Unismuh dorong gerakan kampus hijau dari ruang akademik hingga alam terbuka
- Papua bukan tanah kosong, PSN Tebu Merauke dianggap solusi palsu
- Temuan ikan endemik baru Sungai Mahakam dan ekosistem yang tak stabil
- Perempuan adat Simardangiang di garda depan perlindungan hutan adat
- Sama-sama pohon, tetapi fungsi sawit tak setara hutan alami