Dengan memperkuat pengetahuan, jurnalis bisa membantu peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penyelamatan lingkungan.
Category: Lingkungan Hidup
Polusi udara tingkatkan masalah kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi perempuan
Polusi udara berdampak pada kesehatan reproduksi perempuan. Namun penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, terutama di Indonesia.
Dibalik penolakan pembakaran sampah Jepang oleh komunitas di Asia Tenggara
Indonesia menggunakan insinerator sebagai salah satu solusi permasalahan sampah. Sementara pemulung menginginkan pemberdayaan yang lebih baik, upah yang adil, dan akses ke layanan sosial dan kesehatan.
Ekosistem karst, sumber air Kepulauan Aru terancam peternakan sapi [3]
Ekosistem karst, savana, dan mangrove pesisir Aru sangat penting untuk menjaga ketersediaan sumber air bersih. Namun kini terancam oleh peternakan sapi skala besar.
Nelayan Tambak Lorok: Bertahan diantara banjir rob dan pendapatan tak menentu
Banjir rob kini menjadi menu sehari-hari warga Tambak Lorok, sekaligus menghilangkan pendapatan para nelayan. Solusi pemerintah kota dipandang belum menyentuh substansi.
Dampak krisis iklim bagi kesehatan
Menurut penelitian, kematian terkait krisis iklim di Asia mencapai 4-70 juta orang sejak tiga dekade lalu. Masyarakat miskin antara yang palling terdampak.
Eliza Marthen Kissya: Kearifan lokal dianggap ketinggalan zaman
Eliza Marthen membangun kesadaran masyarakat tentang lingkungan, konservasi penyu, dan burung Maleo yang terancam punah. Ia bahkan ikut memprotes keberadaan tambang yang merusak alam di Haruku.
Bank sampah, salah satu solusi jitu di hulu pengelolaan sampah
Bank sampah satu solusi yang dikembangkan Jakarta menangani sampah di hulu. Jika maksimal, lebih dari 70% sampah Jakarta tak perlu berakhir di Bantargebang.
Jakarta main-main dengan sampah?
Penunjukkan Bantargebang sebagai TPA Ibukota tak mulus dan memicu konflik antara dua kota. Hingga kini, belum ada rencana memindahkannya.
Jakarta butuh solusi agar tak tenggelam oleh sampahnya sendiri
Jakarta perlu solusi jitu. Kapasitas PLTSa Merah Putih di Bantargebang masih sedikit, tak signifikan mengurangi metana—gas rumah kaca yang 25 kali menyebabkan pemanasan global dibanding karbon dioksida.