Posted in

2020 HUTAN SUMATERA DITARGETKAN CAPAI 40 PERSEN

Jakarta – Menjaga kelestarian hutan di Sumatera tidak mungkin dilakukan secara sepihak. Untuk mendukung kerjasama berbagai pihak, Selasa (22/6) diluncurkan sebuah lembaga dana bernama Sumatera Sustainability Fund (SSF), yang akan membantu pencapaian target hutan Sumatera menjadi 40 persen sampai tahun 2020 nanti.

Program ini, kata Direktur Eksekutif SSF Sri Mariati merupakan lembaga pendukung peta jalan untuk mewujudkan visi Sumatera untuk 2020, yaitu meningkatkan ketertutupan hutan di Sumatera yang saat ini hanya 29 persen menjadi 40 persen. “Proritas areanya adalah hutan-hutan yang ada di Sumatera saat ini dengan menyambungkan koridor-koridornya,” ujar Sri, di Jakarta.

Adapun sumber dana dari SSF ini adalah berasal dari BUMN atau CSR sebuah perusahaan yang akan dikelola. “Dalam artian kita hanya menggunakan bunganya saja untuk aktifitas pelestarian pulau Sumatera,” urai Sri lagi.
Sementara program dalam dua tahun belakangan, lebih kepada pengembangan kapasitas mitra di lapangan seperti pada LSM lokal dan masyarakat yang memiliki lembaga hukum.  “Sumber pendanaan untuk capacity building itu nantinya akan di suplai oleh WWF Indonesia selama lima tahun ke depan,” ucapnya.
Lebih lanjut Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan menyatakan, bahwa saat ini ekosistem di Sumatera sangat spesifik dan bernilai penting secara nasional dan global. Selain itu, hutan di Sumatera juga merupakan daerah resapan air, hutan karbon, hutan tanaman obat serta sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat sekitarnya.
Untuk itu, sambungnya, dengan didirikannya SSF ini ia mengharapkan agar dapat menjadi jembatan komunikasi antar stakeholder. “Saya sangat mendukung dengan didirikannya SSF ini,” katanya, pada kesempatan serupa.

Zulkifli juga berharap angka tutupan hutan di Sumatera bisa terus bertambah. Menurutnya  rusaknya hutan di Indonesia 66 persen akibat perambahan, baik perambahan untuk pertanian, perkebunan maupun untuk pertambangan.
“Hutan yang rusak akibat ijin konversi untuk perkebunan, jalan raya dan oleh bupati hanya 16 persen,” katanya. (Teddy setiawan)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.