Posted in

ABS JADI KONSENTRASI UTAMA INDONESIA DI COP-10 CBD

thumbnailJakarta – Acces and Benefit Sharing (ABS) merupakan isu terbesar dalam penyelenggaraan Conference of the Parties (COP) ke-10 Convention on Biological Diversity (CBD), 18 – 29 Oktober 2010 mendatang, di Nagoya, Jepang. Untuk menyikapinya, delegasi Indonesia menjadikan isu ABS ini sebagai salah satu konsentrasi utama Indonesia dalam menghadapi konvensi PBB mengenai keanekaragaman hayati itu. Berbagai strategi pun coba disiapkan oleh delegasi Indonesia untuk menghadapi isu ABS di COP-10 CBD nanti.

Anggota Delegasi Republik Indonesia (Delri) untuk COP-10 CBD, Teguh Triono, Jumat (24/9/10), menerangkan bahwa pembahasan mengenai strategi Indonesia menghadapi isu ABS juga terdapat di dalam proses penyusunan draft posisi resmi Indonesia untuk COP-10 CBD yang kini tengah dibahas oleh delegasi Indonesia dan rencananya akan rampung dalam beberapa minggu ke depan.

“Strategi Indonesia dalam memperjuangkan ABS ini adalah dengan melakukan koordinasi internal untuk mendapatkan kesepahaman di dalam negeri dalam implementasi ABS tersebut. Selain itu, kita juga tengah mendorong dikeluarkannya produk perundangan yang bertujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati di Indonesia,” lanjut Teguh.

Sebelumnya, berbagai upaya juga telah dilakukan Indonesia untuk menentukan posisinya di tengah isu ABS. Misalnya, di kancah internasional telah dilakukan negosiasi-negosiasi melalui Working Group on ABS secara lebih intensif sejak COP-9 CBD hingga menjelang pelaksanaan COP-10 CBD. Selain itu, telah dilakukan juga berbagai pertemuan bilateral untuk mendapatkan dukungan terhadap posisi dan usulan Indonesia tentang ABS, sehingga dapat diadopsi ke dalam dokumen keputusan COP-10 CBD nantinya.

“Posisi Indonesia mengenai ABS cukup jelas, yakni Indonesia menginginkan setiap akses terhadap kekayaan sumber daya hayati Indonesia sejalan dengan peraturan perundangan nasional yang berlaku. Selain itu, setiap akses dan penggunaan kekayaan sumber daya hayati Indonesia ini harus selalu memberikan keuntungan yang memadai bagi bangsa Indonesia,” tambah Teguh, pada kesempatan yang sama.

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Direktur Program Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), Anida Haryatmo, pada Senin (27/9/10). Dia berpendapat bahwa strategi Indonesia yang dipersiapkan untuk menghadapi isu ABS di COP-10 CBD nanti sudah seharusnya memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki posisi yang penting dalam hal ini, yakni kaya akan keanekaragaman hayati.

Sejauh ini, Indonesia memang memandang isu ABS sebagai isu yang sangat penting. Hal ini karena apabila dikaitkan dengan tiga tujuan COP-10 CBD dan implementasinya selama ini, isu ABS merupakan isu yang masih belum terselesaikan dan belum terimplementasikan dengan benar sesuai dengan artikel/pasal 15 dari teks konvensi keanekaragaman hayati tersebut.

Meskipun memang isu terbesar dalam penyelenggaraan COP-10 CBD adalah soal ABS, namun sebenarnya masih terdapat dua hal lainnya yang juga menjadi tujuan utama dari COP-10 CBD, yakni masalah Post 2010 Target dan Resource Mobilization.

Hingga kini, isu Post 2010 Target masih perlu direvisi agar lebih realistis dalam pencapaiannya. Sementara isu Resource Mobilizationlebih ditujukan kepada penggalangan dana untuk menunjang berhasil atau tidaknya implementasi COP-10 CBD, penguatan kapasitas, dan pencapaian target Post 2010 target. (prihandoko)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.