Posted in

40 PERSEN ENERGI INDONESIA BISA DARI SUMBER TERBARUKAN

thumbnailJakarta – Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan seperti matahari, angin dan panas bumi yang melimpah. Jika pemerintah Indonesia meninggalkan rencana energi kotornya, maka lebih dari 40 persen kebutuhan energi utama akan dapat dipenuhi melalui sumber-sumber terbarukan tersebut.

“Kami hari ini menyerukan pada pemerintah Indonesia untuk menghentikan ketergantungan terhadap energi kotor batubara dengan cara menggagalkan rencananya untuk membangun lebih banyak (PLTU) dan mulai membangun masa depan yang ditenagai energi bersih dengan sumber-sumber energi terbarukan,” kata Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara Arif Fiyanto, di Jakarta, Rabu (03/11/2010).

Seperti diketahui, Indonesia berencana untuk meningkatkan pemakaian pembangkit listrik dari batubara sebesar 34,4 persen pada tahun 2025. Rencana ini adalah bagian dari usaha mengurangi penggunaan minyak bumi dan bergeser ke batubara dan gas, dengan target 10.000 MW dari batubara. Tapi melalui program awal yang seharusnya dicapai pada tahun 2009 dengan rampungnya 35 PLTU bertenaga batubara, 10 diantaranya di Pulau Jawa, dan selebihnya di pulau-pulau lain kurang dari 60 persen dari target ini telah tercapai.

Pada kesempatan itu, Pengkampanye Tambang dan Energi Walhi, Pius Ginting mengatakan kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini di Indonesia oleh kegiatan penambangan batubara yang merusak lingkungan itu, menandakan lemahnya komitmen pemerintah dalam penegakan hukum lingkungan hidup

“Batubara menyebabkan dampak yang sangat buruk pada lingkungan, kesehatan manusia dan kehidupan sosial dari masyarakat yang hidup dekat tambang, proyek pembangkit listrik dan situs pembuangan limbah,” kata Pius.

Selain emisi CO2-nya yang sangat besar ketika bahanbakar ini dibakar, tutur Pius, batubara juga berdampak buruk pada ekosistem, dan mengkontaminasi persediaan air. Batubara mengemisi gas rumahkaca lain seperti metana, sulfur oksida dan nitrogen oksidan serta senyawa kimia beracun lainnya seperti arsenik dan merkuri. “Kimia yang ditimbulkannya ini dapat merusak kesehatan mental manusia dan perkembangan fisik,” jelas Pius.

Adapun Juru Kampanye Energi Terbarukan Greenpeace Asia Tenggara, Hindun Mulaika, mengatakan bahwa akibat beroperasinya PLTU di Cirebon dan Cilacap, mengakibatkan hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat dan mengancam kesehatan.

Saat ini, belum terlambat bagi pemerintah Indonesia untuk melakukan sebuah revolusi energi, yakni dengan mengkombinasikan energi terbarukan dengan efisiensi energi. Hal tersebut dapa memangkas emisi CO2 dan juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. (teddy setiawan)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.