Posted in

BADAN PBB TAK CUKUP KUAT “NGURUS” LINGKUNGAN

thumbnailSolo, BERLING- Pilar pembangunan berkelanjutan meski digagas 21 tahun yang lalu (1992), yang dikenal dengan Agenda 21, sebuah  kesepakan global  yang mengintegrasikan 3 pilar pembungunan  yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sayangnya dalam tahap impelementasi tak sepenuhnya bisa dilaksanakan.

Hal tersebut terungkap dalam acara High Level Dialogue on The Institutional Framework for Sustainable Development (HLD IFSD) atau Dialog Tingkat Tinggi Kerangka Internasional Pembangunan Berkelanjutan di Hotel Lor In, Solo (19/7).

Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Gusti Muhammad Hatta, lembaga PBB yang mengurusi masalah lingkungan dan pembangunan seperti UNEP dan  ECOSOC memiliki sejumlah masalah.”Harus diakui kerangka kelembagaan yang ada belumlah memadai untuk menopang cita-cita pembangunan berkelanjutan, Sementara strategi mengintegrasikan tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan, belumlah mencukupi, termasuk dalam hal koordinasi, koherensi dan capasitas bulding, ”paparnya.

Dampak dari kelemahan kelembagaan ini menurut Gusti, sangat terasa, yaitu adanya fragmentasi dan proliferasi di antara badan-badan internasional yang menangani masing-masing pilar dalam pembangunan berkelanjutan dan lemahnya implementasi di tingkat nasional dan lokal. Penggunaan sumber-sumber yang ada juga masih belum efisien.

“Adalah tanggung jawab kita bersama untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada tersebut. Ini adalah masalah kita bersama, dan seyogyanya kita terus membangun kepercayaan untuk bahu membahu dalam membangun kerangka kerjasama yang kuat bagi pembangunan berkelanjutan,”paparnya.

Solo Meeting yang akan berlangsung 19 -21 Juli diharapkan forum strategis dalam menjaring pendapat guna menantikan munculnya ide-ide, inisiatif dan terobosan baru yang dapat dikembangkan untuk memperkokoh kerangka kelembagaan bagi pembangunan berkelanjutan. Termasuk bagaimana menempatkan peran UNEP dan ECOSOC dalam kerangka institusional bagi pembangunan berkelanjutan?.”sehingga terbangun kerangka kelembagaan yang kuat, koheren, terkoordinasi efektif dan konstruktif bagi pembangunan berkelanjutan.

“Apa yang kita bicarakan hari ini tentu saja bukan hanya menjadi kepentingan generasi kita di masa kini tetapi juga mencerminkan harapan generasi-generasi manusia yang akan datang,”tandasnya. (Marwan Azis).

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.