Jakarta, Ekuatorial — Pengembangan komoditas udang dan rumput laut secara intensif berpotensi meningkatkan volume produksi menjadi 30,7 juta ton per hektare dan mampu mendongkrak kontribusi sektor perikanan serta kelautan menjadi 26% terhadap Produksi Domestik Bruto (PDB).

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Rokhmin Dahuri, Kamis (1/8), kepada wartawan menuturkan, sektor ekonomi dan unit bisnis kelautan harus dibangun secara berkelanjutan, antara lain dengan membangun industri yang kokoh dari hulu hingga ke hilir, menerapkan prinsip ramah lingkungan dan teknologi mutakhir, serta membangun rantai pasokan dan pasar.

Ia mengungkapkan, di Tanah Air, lahan yang cocok untuk dijadikan tambak udang ada sebanyak 1,2 juta ha, sedangkan yang sudah dimanfaatkan tidak lebih dari 20%. Selain udang vaname dan udang windu, komoditas rumput laut dinilai sangat potensial untuk mendongkrak perekonomian dan mengentaskan kemiskinan.

Namun, sayangnya rumput laut Indonesia masih dijual dalam bentuk mentah (raw) dengan harga sekitar Rp 9.000 per kg.

Ia mendorong, penghiliran rumput laut dengan pengembangan industri nutraseutikal, farmasi, dan kosmetik berbasis macroalgae (rumput laut), mikroalgae, chitin dan citosan. (Rahma)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.