Jakarta, Ekuatorial — Wakil Presiden Republik Indonesia DR. Budiono didampingi Wakil menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo, pada Rabu (21/8) membuka Indonesia EBTKE CONEX 2013 Conference & Exhibition di Jakarta Convention Center (JCC).  Penyelenggaraan Indonesia EBTKE Conex 2013 yang akan berlangsung pada tanggal 21 sampai 23 Agustus 2013 ini bertujuan untuk mengetahui status pengembangan dan pemanfaatan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) nasional saat ini, dan mendapatkan masukan positif dari para pemangku kepentingan dalam mencapai target nasional tentang pemanfaatan EBT di masa yang akan datang.

Acara ini diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM dengan menggandeng Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam bidang EBT.  Hal tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat dan mencari solusi untuk mengatasi persoalan energi nasional, mengingat kebutuhan energi nasional yang semakin tinggi, namun di sisi lain harga energi semakin mahal terutama energi berbasis fosil.  Kondisi seperti itu menjadikan pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan pilihan solusi terbaik.

Perkembangan EBTKE di Indonesia masih tergolong lambat walaupun peranannya dalam bauran energi nasional sudah lama dirasakan kebutuhannya. Padahal potensinya cukup besar, namun pemanfaatannya belum optimal.  Kementerian ESDM telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk lebih meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan EBT dalam rangka mencapai sasaran nasional.  Kebijakan yang telah ditetapkan antara lain, Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Berbasis Smapah Kota.  Berbagai kebijakan di sektor EBTKE telah diatur dan ditetapkan antara lain, mengenai harga jual, kebijakan insentif fiskal/non-fiskal dan mandatori pemanfaatan EBTKE.

Indonesia EBTKE Conex 2013 diisi dengan beberapa kegiatan terkait dengan EBT berupa conference, exhibition, training, dan technical presentation.  Hari pertama acara (21/8) diisi dengan konferensi dua sesi diskusi panel dengan topik berbeda dan pembukaan EBT exhibition. Diskusi panel pertama membahas tentang kebijakan-kebijakan, hambatan pelaksanaan, dan langkah-langkah lain yang diperlukan untuk mendukung energi terbarukan dan implementasi konservasi energi, sedangkan yang kedua membahas tentang penggeseran subsidi energi fosil terhadap energi terbarukan dan konservasi energi.

Konferensi pada hari pertama acara EBTKE Conex 2013 ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dalam sumber EBT, dilansir dari Dirjen EBTKE, Rida Mulyana, seluruh sumber energi terbarukan saja ada di Indonesia (geotermal, bioenergi, hidro, solar, angin, laut), pun teknologi untuk pengembangannya optimis tersanggupi dan berkualitas.  Namun pengembangan dan pemanfaataan EBT memerlukan peranan seluruh stakeholder secara sinergis dan terkoordinasi agar berkelanjutan, itulah kelemahannya saat ini.  Padahal pada Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 pun sudah menegaskan bahwa pemanfaatan EBT harus diprioritaskan. (Ratih Rimayanti/EBTKE)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.