Jakarta, Ekuatorial – Saat ini, intensitas curah hujan di Sumatera dan Kalimantan menunjukan masih di atas rata-rata. Sehingga peluang meluasnya kebakaran lahan di Riau kemungkinan kecil. Namun, tetap diperlukan kewaspadaan untuk mengantisipasi kemunculan titik api agar tidak meluas.

Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika – BMKG Hariadi mengatakan, Selama tiga hari hingga sepekan, suhu permukaan laut di perairan Indonesia masih di atas rata-rata. Sehinga, potensi terbentuknya uap air menjadi awan cukup tinggi. Namun, kondisi bisa berubah jika suhu permukaan laut menjadi normal yang diiringi badai dan faktor pencetus lain.

Seperti Dirilis harian Kompas. “kewaspadaan diperlukan terutama, Kalimantan yang pola iklimnya pada bulan Agustus hingga September cenderung kering atau hujan tertendah di bandingkan bulan lain,” katanya.

Menurut Dia, titik api bisa terbentuk dan meluas jika cuaca kering berhari-hari. Berdasar data BMKG yang diolah dari citra Satelit Terra dan Aqua per 13 Agustus 2013, di Indonesia terdapat 35 titik api, 30 di Sumatera dan 5 di Kalimantan. Kejadian kebakaran lahan yang menimbulkan asap di Riau butuh 200 titik api.

Sebelumnya, berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Riau dari 1 Juni hingga 26 Juni luas kebakaran hutan dan lahan mencapai seluas 16.500 hektar. Ada enam daerah terluas kebakaran, seperti Kabupaten Bengkalis 6.300 hektar, Rokan Hulu 900 hektar, Indragiri Hulu 510 hektar, dan Pelalawan 250 hektar. Sementara, Pekanbaru mencapai seluas lebih dari 4 hektar.  (Wishnu)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.