Jakarta, EnergiToday--Meski ekspansi lahan perkebunan sawit terganjal berbagai regulasi, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) optimistis produksi CPO akan naik seiring meningkatkan produktivitas dan kontribusi petani kecil.
Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan menuturkan saat ini kalangan pengusaha sawit semakin sulit untuk mendapatkan lahan baru.
“Untuk dapat 5.000-10.000 ha sekarang ini susah. Kalimantan, Sumatera sudah padat. Apalagi sekarang ada moratorium, makin susah dapat lahan dari kawasan hutan,” kata Fadhil seperti dilansir Harian Bisnis Indonesia, Selasa (30/7).
Adapun dalam draf RUU Tanah, kepemilikan HGU juga akan dibatasi maksimal 50.000 ha per perusahaan/grup perusahaan.
Gapki juga mengeluhkan pemungutan pajak pertambahan nilai berganda di industri sawit. Menurutnya, PPN dikenakan atas tandan buah segar (TBS) dan CPO padahal rantai tersebut merupakan suatu rantai produksi yang terintegrasi.
Fadhil menambahkan dalam 10 terakhir, tingkat pertumbuhan kebun petani lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan lahan milik perusahaan.
Direktur Komunikasi RSPO Anne Gabriel mengatakan China merupakan pasar yang potensial bagi pihaknya untuk mempromosikan keberlanjutan minyak sawit. (Ida/BI)