Jakarta, Ekuatorial – Pertamina kembali akan mengusulkan kenaikan harga gas elpiji non subsidi ukuran 12 kilogram – kg yang akan disampaikan pada Oktober – November 2013. Sejauh ini belum bisa dilakukan karena besarnya tekanan inflasi terutama menjelang lebaran.

Hal itu disampaikan Direktur utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan. Usulan kenaikan itu akan disesuaikan dengan inflasi pada periode itu, yakni Oktober – November 2013. Diharapkan tekanan inflasi sudah mereda. ”Saat ini inflasi sangat tidak terkontrol yang dipicu oleh kenaikan harga komoditas, seperti daging dan bahan pokok lainnya,” ujarnya. Seperti dirilis dari harian Suara Pembaruan.

Dia mengatakan, sesungguhnya jika kenaikan elpiji direalisasikan hanya menyumbang inflasi langsung sebesar 0,01 persen. Namun, efek dominonya yang juga harus diperhitungkan. Oleh karena itu kita tunda dulu kenaikan sampai inflasi terjaga pada level terendah.

Pertamina mengusulkan kenaikan elpiji pada Maret 2013, dengan usulan kenaikan harga elpiji12 kg sebesar 36,2 persen dari Rp 5.850 per kg menjadi Rp 7.966,7 per kg, naik Rp 2.116,7 per kg. Usulan kenaikan ini untuk menekan beban bisnis komoditas itu yang mencapai angka Rp 5 triliun.

Berdasarkan data BPS untuk inflasi bulanan pada tahun 2013 untuk bulan Juli, inflasi mencapai sebesar 3,29%. Sementara, pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan – APBN – P 2013, pemerintah menargetkan inflasi sebesar 7,2%. Namun, tingginya inflasi di Januari hingga Juli dan menjelang lebaran pada Agustus tentu akan sulit mencapai target itu. (Wishnu)

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.