Hanya kurang dari 7 persen calon legislatif DPR RI 2014-2019 yang memiliki integritas, komitmen, kepemimpinan, dan kompetensi terkait lingkungan hidup. Sedangkan 37 persennya tidak memiliki integritas, komitmen, kepemimpinan dan kompetensi dalam lingkungan hidup. Sisanya dianggap rendah dalam aspek tersebut, bahkan masih ada yang tidak ingin diakses.
Itulah temuan utama dalam kajian indeks caleg DPR RI yang dilakukan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) bersama WALHI Institute pada Desember 2013-Februari 2014. Hasil kajian diluncurkan pada 6 Maret 2014 di Jakarta.
Hasil kajian terhadap 6561 caleg DPR RI itu menunjukkan dua isu utama, yaitu bahwa anggota legislatif yang punya komitmen yang kuat terhadap isu lingkungan tetap marjinal dan isu lingkungan hidup tidak akan menjadi agenda politik utama pemerintah.
Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif Nasional WALHI menyatakan,”Di tengah bencana ekologis yang meningkat dan menyusutnya sumberdaya alam secara cepat, temuan ini mencerminkan keprihatinan yang mendalam karena dapat mengancam kemampuan pemerintahan ke depan dalam menjawab permasalahan lingkungan hidup Indonesia.”
Dengan memeriksa CV kandidat yang diambil dari situs KPU, berita dan laporan jaringan anti korupsi, HAM dan sosial, serta penelusuran jaringan WALHI di daerah, tim melakukan penilaian terhadap empat aspek, yaitu kompetensi, kepemimpinan, komitmen, dan integritas. Aspek kompetensi meliputi pengetahuan dan keahlian tiga fungsi utama DPR, yaitu menyusun UU, anggaran negara dan pengawasan eksekutif. Aspek kepemimpinan dilihat melalui jejaknya dalam memperjuangan isu-isu lingkungan hidup, kemanusiaan, HAM, gender, buruh, petani, nelayan, dan masyarakat adat.
Aspek komitmen terhadap isu lingkungan hidup dilihat dari rekam jejak apakah pernah menjadi pelaku atau pendukung perusak lingkungan hidup, serta pernah atau tidaknya terlibat tindak pidana korupsi. Aspek integritas dinilai dari pernah atau tidaknya menjadi pelaku atau pendukung perusak lingkungan hidup dan terlibat tindak pidana korupsi.
Partai yang memiliki komitmen paling tinggi terhadap lingkungan hidup adalah Partai Demokrat, PKS, dan PAN. Sedangkan yang paling tidak memiliki komitmen adalah Partai Hanura, PPP, dan Demokrat.
Khusus untuk aspek integritas didominasi dengan integritas caleg dipertanyakan, ditandai dengan warna kuning yang mencapai 86 persen. Integritas terhadap lingkungan hidup paling tinggi dimiliki oleh Partai Golkar, Demokrat, dan Hanura, sedangkan yang paling rendah oleh Partai Nasdem, PKB, dan PPP.
Secara umum, kualitas caleg yang disajikan dalam proses pemilihan oleh rakyat dinilai WALHI sangat buruk dan tidak melalui proses seleksi yang ketat. Berbeda dengan pemilihan hakim agung dan anggota komisi yang sangat ketat dan mengharuskan berbagai persyaratan.
“Dengan kualitas caleg seperti yang ada saat ini, diperlukan tekanan yang kuat dan meluas dari seluruh komponen bangsa untuk mendesakkan agenda penyelamatan bangsa agar menjadi agenda politik utama para caleg dan partai-partai politik,” ujar Irsyad Thamrin, Dewan Nasional. Ratih Rimayanti