Sorong, Ekuatorial – Sejak teridentifikasi oleh Oustalet di tahun 1880, burung Maleo Waigeo (Aepypodius Bruijinii) diduga sejak tahun 1970-an tidak lagi bisa ditemukan di habitat aslinya di Pulau Waigeo Timur, Raja Ampat. Sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan burung ini kecuali melalui foto dan itu pun tidak banyak.

“Tidak terlihatnya burung ini di habitat aslinya selama beberapa dekade menyebabkan burung ini dikatakan telah punah”, ungkap Fitria Rinawati Program Coordinator Fauna Flora International (FFI), Raja Ampat.

Tidak dijumpainya burung ini selama beberapa dekade dimungkinkan karena habitat hidupnya yang susah dijangkau manusia yaitu di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ditambah dengan topografi pegunungan yang susah dilalui manusia, menyebabkan semakin terisolasinya burung ini. “Sehingga kemudian dikatakan tidak lagi terlihat dan sudah punah,” ujar Fitri lebih lanjut.

Sementara itu menurut Maurits Kafiar, Biodiversity Officer Fauna FFI terungkap dalam beberapa ekspedisi telah ditemukan beberapa sarang burung Maleo Waigeo, seperti ekspedisi di tahun 2007 di Gunung Noh, Waigeo, Raja Ampat ditemukan delapan sarang. Sementara ekspedisi tahun 2009 ditemukan 23 sarang dan jumlah sarang terus bertambah hingga 42 sarang saat di temukan di tahun 2012.

“Satu sarang itu hanya satu pejantan dan sarang itu tidak boleh dirusak, bila dirusak, burung akan pergi dan tidak kembali lagi, karena perilaku burung ini sensitif terhadap perubahan lingkungan sekitarnya termasuk suara bising,” kata Maurits.

Sayangnya populasi burung ini hingga saat ini belum diketahui secara pasti, tercatat terakhir tahun 2012 ada 42 sarang, yang berarti sekarang hanya ada 42 pejantan Maleo Waigeo di habitat aslinya. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan burung penyendiri dan mirip kalkun ini, statusnya ditetapkan sebagai “endangered” oleh IUCN. Niken Proboretno

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.