Sorong, Ekuatorial – Sejak diluncurkan pertama kali di tahun 2008, Kalabia telah dirancang dan difungsikan untuk memberikan pendidikan lingkungan hidup bagi anak-anak yang tinggal di daerah pesisir, dan sulit dijangkau melalui transportasi darat.

Kalabia berlayar dan memberikan pengetahuan dasar tentang menjaga dan melindungi kawasan laut dan menjadi tumpuan hidup masyarakat pesisir terutama di wilayah Kabupaten Raja Ampat, Papua.

Dengan kecepatan 7 – 8 knot, Kalabia telah menyambangi 130 kampung di pesisir Raja Ampat. Sistem belajar yang menyenangkan antara kelas dan alam, anak-anak diajak untuk mengenal dan menjaga alamnya, terutama laut.

“Pada awalnya, ada tiga ekosistem pesisir yaitu mangrove, lamun dan terumbu karang yang diperkenalkan dini pada anak-anak, sekarang sistem belajar di Kalabia telah berbentuk modul”, ungkap Albert Nebore, penasehat Yayasan Kalabia Indonesia, Selasa (17/3).

Sekarang Kalabia juga berlayar bagi anak-anak di kawasan pesisir Kabupaten Sorong, dengan perjalanan perdana di Distrik Seget Kabupaten Sorong. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa hingga aparat antusias menyambut Kalabia.

“Berlayar sambil belajar tentang lingkungan hidup, perlu didukung semua pihak, karena anak-anak merupakan aset bagi pembangunan daerah. Mereka bisa menjaga alam terutama lautnya, maka niscaya kekayaan laut milik kabupaten Sorong akan terus ada dan berkelimpahan”, kata Abdul Gani Malagapi, Asisten II pemerintah Kabupaten Sorong, di Seget.

Sistem belajar yang menyenangkan ini rupanya juga menarik minat Kiki Arsela, guru kelas 6 di SD YPK Elim Seget, “Ada pengalaman baru yang bisa didapat dengan belajar di Kalabia, sehingga bisa menjadi motivasi saat belajar di kelas,” katanya.

Kalabia awalnya adalah kapal penangkap ikan tuna, yang kemudian dirancang untuk program pendidikan lingkungan hidup. Maka kemudian kapal dengan panjang 32 meter, bertonase 121 gross ton (gt) ini di ubah untuk keperluan pendidikan. Kalabia dilengkapi dengan ruang pertemuan, perpustakaan dan audio visual penunjang belajar. Sedangkan nama Kalabia diambil dari nama satwa hiu endemik Raja Ampat, yaitu Walking Shark. Niken Proboretno

Kapal Vietnam Ditenggelamkan di Raja Ampat
Masyarakat Keluhkan Patroli Laut Raja Ampat
Penyu Hijau Raja Ampat Rentan Punah

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.