Bandarlampung, Ekuatorial – Satwa harimau sumetera yang dilepasliarkan ternyata tak juga mendapatkan kesejahteraan di alam. Kasus terakhir di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBSS) menunjukan bagaimana Petir harus terlunta-lunta setelah dilepasliarkan di alam bebas.

Menurut Kepala Wilayah I TNBBS, Jaya Supena anak harimau berumur tiga tahun itu telah menjelajah sekitar 70 kilometer (km).

“GPS yang digantungkan di lehernya mendeteksi bahwa anak harimau ini menyisiri pantai, menyeberangi sungai dan jalan raya bahkan masuk ke perkebunan dan pemukiman warga,” kata dia.

Diduga Petir tak terusir dari hutan. Dia tak mendapat kawasan jelajah. “Harimau ini kan punya sifat menguasai, kemungkinan karena dia ini masih kecil dan dianggap asing oleh senior-seniornya maka dia terusir dari hutan rimba,” ujar Jaya.

Menurut Anggota Tim dari WCS Ferry Wilantara dalam pantauan GPS pollar terdeteksi bahwa Petir masuk perkebunan coklat milik warga di Pekon Banyuurip Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

“Kemarin (Jumat, 9/4) kami pantau di lapangan dia masih di perkebunan, di sana dia bersembunyi tidak mau bergerak,” kata dia.

Kemudian tim memancingnya dengan satu ekor ayam dekat kandang, Petir pun enggan terpancing. Kemudian pada malam hari, anak harimau ini baru mulai mendekat umpan dekat kandang. Namun sayangnya pintu tersenggol dan tertutup sehingga Petir menjauh lagi,” kata Ferry.

Sekitar pukul 23.00 WIB Petir bergerak ke arah pasar Wonosobo bahkan sempat nangkring di depan Bank BRI setempat.
Upaya memancing untuk masuk ke dalam kandang rupanya tak berhasil. Sampai akhirnya Petir bergerak masuk ke rumah warga setempat barulah tim berinisiatip mengambil langkah terakhir.

Tim penyepakati untuk melakukan tembakan bius setelah mendapat izin dari Pemerintah Pusat.

Cuss..tembakan pertama mengenai bagian paha kanan. Tapi dia masih melawan dan meraung. Petir belum tumbang.
Snepper pun meluncurkan tembakan ke dua pada bagian yang sama selang beberapa menit akhirnya Petir pada pukul 01.15 dini hari yang terkena tembakan bius itu lemas dan pinsan.

Tak menyia-nyiakan waktu tim gabungan langsung memasukan Petir dalam kandang untuk dievakuasi.
Diketahui bahwa Petir merupakan anak harimau yang terlahir dari rahim induknya bernama Patin di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) milik Tomy Winata.

Pada Selasa, 3 Maret 2015, pihak TWNC yang dihadiri Menteri Kehutanan dan Mentri Perikanan melepasliarkan Petir ke alam bebas.

Sebelumnya dia hidup bersama induknya dan 29 harimau lainnya di kawasan konservasi Tambling.

“Sebelumnya pihak TWNC sudah melepas beberapa harimau tapi baru kali ini yang mengalami masalah,” ujar Ferry.
Ke depan, pihaknya bersama tim dari TWNC akan melakukan penelitian kembali terkait satwa-satwa jinak yang akan dibebaskan. “Apakah memungkinkan untuk nantinya melakukan pelepasliaran atau tidak perlu kami survei terlebih dahulu,” tutupnya.

Kini Petir sudah berkumpul kembali bersama induknya di TWNC dalam keadaan sehat meski sebelumnya dia diduga mengalami kebingungan hidup di alam bebas bersaing keras dengan para seniornya di hutan rimba. Eni Muslihah

Artikel Terkait :
Dua Harimau Sumatera Berhasil Dilepaskan ke Alam Liar
BKSDA Selamatkan Harimau Terperangkap
Ibu Penjual Opsetan Harimau Lolos Hukuman

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.