Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu bersama warga, berkolaborasi dalam menanggulangi masalah sampah serta melindungi lingkungan. Kolaborasi melalui kegiatan daur ulang, penanaman mangrove, pemprosesan sampah menjadi kompos dan energi serta pengolahan air hujan merupakan indikator bahwa masyarakat sudah semakin sadar akan dampak buruk sampah.
Oleh Jekson Simanjuntak
Kepulauan Seribu, JAKARTA. Pulau Pramuka dengan penduduk hampir dua ribu jiwa, seperti halnya dengan pulau-pulau lain, dihadapi dengan permasalahan pengelolaan sampah yang berdampak signifikan terhadap lingkungan. Dinas lingkungan hidup Kepulauan Seribu mencatat 40 ton sampah per hari. Hampir 60 persen dari jumlah tersebut merupakan sampah plastik.
Untuk menanggulangi masalah sampah, pemerintah Kepulauan Seribu bersama warga, telah melakukan sejumlah inisiatif termasuk mendaur ulang sampah dan memproses sampah menjadi sumber energi untuk kebutuhan memasak. Rumah Hijau yang didirikan warga, juga memiliki misi ketahanan pangan serta mejaga lingkungan, melalui penanaman mangrove, perkebunan hidroponik, pengolahan sampah menjadi kompos, serta pengolahan air hujan.
Kolaborasi sedemikian rupa memang menjadi indikator akan kesadaran akan dampak buruk sampah yang lebih baik dan pemahaman bahwa tanggungjawab dalam penanggunalangan sampah, tidak semata-mata milik salah satu pemangku kepentingan. Ekutaorial.
Liputan ini diterbitkan selain untuk meningkatkan kesadaran akan peduli sampah, juga untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional pada tanggal 21 Februari 2019.