Wartawan diharapkan akan menghasilkan liputan yang menyoroti dampak polusi udara yang tidak proporsional terhadap perempuan, anak-anak, dan komunitas terpinggirkan lainnya.

Polusi udara merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi tidak saja oleh Indonesia tetapi juga di belahan dunia lainnya, dan mengancam kesehatan manusia, perekonomian, maupun keseimbangan alam.

Data dari Stasiun Pengamat Kualitas Udara dari Dinas Lingkungan Jakarta di Kebun Jeruk, memperlihatkan bahwa di tahun 2019, Jakarta mengalami delapan hari dengan mutu udara yang buruk dimana kadar PM2.5 nya berada diatas 200.

Indeks Mutu Udara AS mendefinisikan kadar atara 151-200 sebagai mutu udara yang tidak sehat, dimana anggota masyarakat mungkin dapat mengalami dampak buruk bagi kesehatan mereka, terutama mereka yang berada dalam kelompok yang sensitif. 

Polusi udara beserta risiko kesehatan terkaitnya telah menarik perhatian para pembuat kebijakan dan para peneliti, tetapi para wartawan, dan juga masyarakat pada umumnya,  kurang menyadari pentingnya menyampaikan informasi seputar isu ini kepada  publik.

Laporan tahun 2017 yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia dalam WHO South-East Asia Journal of Public Health memperlihatkan bahwa risiko polusi udara sangat kurang dilaporkan dan peliputannya, dan dalam laporan yang ada, kebanyakan satu dimensi dan kadangkala malah menjerumuskan.

Pelaporan yang terbatas ini — yang sebenarnya diteliti dikalangan media di India tetapi juga dapat berlaku di Indonesia  — mungkin disebabkan oleh kompleksnya ilmu polusi udara dan juga hambatan dalam memahami data mutu udara serta kurangnya informasi yang tersedia bagi para wartawan.

Earth Journalism Network (EJN) dari Internews, sebagai bagian dari Clean Air Catalyst, sebuah konsorsium global yang bertujuan melawan polusi udara, telah melatih 27 wartawan untuk menambah pengetahuan mereka mengenai isu-isu polusi udara dan juga meningkatkan mutu maupun jumlah peliputan masalah polusi udara di Jakarta.

Pelatihan ini diadakan dalam sebuah workshop di Jakarta tanggal 2-4 Agustus 2022.

Pada akhir lokakarya, wartawan diberikan kesempatan untuk mengajukan proposal liputan untuk mempraktikkan ilmu dan pengetahuan yang mereka peroleh selama pelatihan, dan mendapatkan dukungan hibah dari EJN.

Setelah melalui proses seleksi dan penjurian 12 wartawan dari berbagai platform terpilih sebagai penerima pendanaan hibah untuk peliputan mengenai polusi udara di Jakarta:

Para wartawan akan bekerja erat dengan mentor dari EJN dalam mempersiapkan liputan mendalam yang diharapkan memberikan penekanan pada dampak polusi udara pada manusia.

“Ini merupakan kesempatan baik bagi banyak wartawan di Jakarta untuk menyelami secara lebih mendalam mengenai sumber-sumber polusi udara yang membuat sesak nafas penduduk ibukota, untuk mendengar dari para pakar dan pemerintah mengenai apa yang sudah dilakukan dan tantangan yang dihadapi,” ujar  Florence Armein, Koordinator Senior EJN untuk Indonesia.

“Lebih penting lagi, pendanaan hibah bagi liputan-liputan ini akan mendorong interaksi yang lebih mendalam dengan komunitas di lapangan yang langsung terdampak oleh polusi udara. Kami berharap akan dapat memperoleh cerita-cerita yang dapat membawa dampak yang berarti,” imbuhnya.

Hasil liputan akan diterbitkan dalam bahasa Indonesia maupun Inggris di media setempat dan akan menonjolkan dampak besar dari polusi udara pada kaum perempuan, anak-anak, pekerja harian serta komunitas terpinggirkan lainnya.

Tulisan-tulisan ini juga akan mengulas berbagai sumber polusi udara, dari tungku masak di dalam rumah, kendaraan, tempat pembuangan sampah hingga  pembangkit tenaga listrik dari batubara. 

Liputan mereka juga akan menelaah strategi serta kebijakan yang diterapkan untuk meringankan krisis yang melibatkan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan iklim ini.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai proyek  Clean Air Catalyst pdisini dan juga tulisan tulisan penerima hibah, kunjungi laman EJN .

About the writer

Florence Armein is the Indonesia Content Coordinator for EJN's Asia-Pacific project where she manages Ekuatorial, a GeoJournalism site that uses geographic data and news stories to cover climate change...

There are no comments yet. Leave a comment!

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.